Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi angka pengangguran lulusan SMA dan angka putus sekolah salah satunya melalui Kurikulum "Double Track".
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai mengatakan program yang diinisiasi Gubernur Khofifah Indar Parawansa diterapkan untuk mengembangkan skill siswa SMA yang tidak melanjutkan sekolah.
Tercatat 67,84 persen siswa di Jatim memilih tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena berbagai faktor, salah satunya persoalan ekonomi.
"Tentu ini menjadi fokus kami bagaimana menyelesaikan persoalan itu. Jangan sampai, lebih dari 67 persen lulusan SMA ini menganggur. Kami berupaya menyelesaikan itu melalui program ini agar mereka bisa merintis usaha ataupun siap ke industri," kata Aries.
Aries menjelaskan program yang bekerja sama dengan Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sudah memasuki tahun ke lima.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya Dinas Pendidikan Jatim dan ITS fokus pada pengembangan Digital Skills siswa melalui Kelompok Usaha Siswa (KUS) yang telah terbentuk di masing-masing sekolah pelaksana "Double Track".
"Kami ingin anak-anak yang telah mengikuti pelatihan dengan trainer mereka, menghasilkan produk atau jasa ini bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Bagaimana cara pemasarannya, bagaimana mereka bisa bermanfaat bagi masyarakat luas kita kembangkan disana di tahun kelima pelaksanaan program," kata Aries.
Ia berharap melalui akselerasi ini, lulusan SMA dapat menyumbang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim naik. Selain itu, memperbanyak entrepeneur muda di Jawa Timur sesuai dengan cita-cita Program Nawa Bhakti Satya yakni Jatim Cerdas.
Diterapkan di 18 kabupaten/kota
Pria yang juga Penjabat (Pj) Wali Kota Batu itu mengemukakan program SMA Double Track ini sudah dilaksanakan di 18 kabupaten/kota di Jatim.
"Ini sudah luar biasa dan kami harap SMA 'Double Track' ini bisa menyasar pengangguran dan kompetensi siswa tersebut. Kami harap tidak ada pengangguran lagi, angka putus sekolah semakin berkurang," ucap Aries.
Saat ini sebanyak 51.853 siswa telah menerima pelatihan program "Double Track" dengan 967 Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) terlibat. Sebanyak 31.858 di antaranya telah sukses bekerja mandiri dan berwirausaha dengan total transaksi selama 5 tahun mencapai lebih dari Rp6 miliar.
Akselerasi program SMA "Double Track" saat ini semakin diperkuat dengan adanya kolaborasi yang terbangun antara Dinas Pendidikan Jatim, ITS dan United Nations Children's Fund (Unicef).
Peroleh penghargaan
Dinas Pendidikan Jawa Timur memperoleh penghargaan Pelaksana Program "Jatim Cerdas dan Sehat" Nawa Bhakti Satya Bidang Akselerator Pendidikan Kurikulum "Double Track" dari Perum LKBN ANTARA biro setempat di Surabaya, Jumat (15/12/2023).
Penghargaan itu didasari berbagai aspek seperti alokasi anggaran pendidikan APBD sejak 2019 kepada lebih dari 4.000 SMA, SMK, dan SLB yang berhasil meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa.
Selain itu,Dinas Pendidikan Jatim juga sedang menjalankan berbagai program seperti program SMK Pengampu, SMA pengimbas, SMK Mini, serta SMA "Double Track".
Dampaknya, jumlah siswa Jatim yang diterima perguruan tinggi tanpa tes (SNBP) berada di posisi tertinggi di tingkat nasional, hingga raihan juara Olimpiade Sains Nasional sejak 2020 sampai 2022.
Beberapa waktu lalu Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai juga menerima penghargaan dari Chief of Java Field Office Unicef Digital Skills Program Tubagus Arie Rukmana atas program SMA "Double Track".
Penghargaan ini diberikan atas komitmen Dindik Jatim dalam mencegah anak putus sekolah dan pengangguran di Jawa Timur melalui SMA "Double Track".
"Kami berikan perhatian yang serius. Penghargaan ini sekali lagi bukan dinas pendidikannya, tetapi program ibu gubernur yang kita sukseskan melalui perangkat daerah yang dimiliki beliau," ujarnya.
Kurikulum "Double Track" jadi jurus Dinas Pendidikan Jatim kurangi pengangguran
Oleh Willi Irawan Senin, 18 Desember 2023 16:37 WIB
kami harap SMA Double Track ini bisa menyasar pengangguran dan kompetensi siswa tersebut