Bandung (ANTARA) - Sebelum Piala Dunia U-17 2023 dimulai, mungkin nama Rento Takaoka tidak terlalu banyak dikenal publik Indonesia. Jika ada nama yang bisa disebut di Timnas Jepang yang tampil di ajang dua tahunan itu, nama Gaku Nawata yang berstatus pencetak gol terbanyak Piala Asia U-17 rasanya lebih populer ketimbang Rento.
Beranjak ke pertandingan pertama Jepang di Grup D Piala Dunia U-17 melawan Polandia, nama Rento pun urung menghiasi susunan sebelas pertama Timnas Jepang. Pelatih Jepang Yoshiro Moriyama lebih memilih mengandalkan Alen Inoue untuk menjadi tumpuan lini serang tim asuhannya.
Namun apa yang terjadi, sampai pertengahan babak kedua hasil kaca mata masih menghiasi papan skor. Moriyama pun memutuskan memasukkan Rento untuk menggantikan Homare Tokuda pada menit ke-69.
Hasilnya di luar dugaan. Rento mampu membalas kepercayaan sang pelatih dengan mencetak gol semata wayang kemenangan 1-0 Jepang atas Polandia. Hasil yang membuat sedikit demi sedikit sorotan mengarah kepada Rento.
Beranjak ke pertandingan kedua grup, melawan Argentina, Rento dimainkan sejak awal sampai akhir laga. Hasilnya, Rento kembali mampu menyumbang gol bagi tim Samurai Biru, meski Jepang harus menelan kekalahan 1-3 dari juara Amerika Selatan itu.
Saat memainkan pertandingan ketiga melawan tim kuat Senegal, nama Rento kembali absen dari sebelas pertama. Namun layaknya pemain andalan, meski baru dimainkan pada menit ke-55 untuk menggantikan Homare Tokuda, Rento lagi-lagi mampu menyumbang gol untuk Jepang. Tidak tanggung-tanggung, dua gol kemenangan Jepang diborong oleh pemain yang berasal dari Nissho Gakuen High School tersebut.
Dengan demikian, total Rento telah menyumbang empat gol bagi Jepang dalam turnamen dwitahunan ini. Jumlah itu membuatnya memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Piala Dunia U-17 bersama penyerang Brasil, Kaua Elias.
Meski telah dua kali menjadi “supersub,” secara tersirat Rento mengaku kurang nyaman dengan predikat tersebut, dan berharap untuk dapat membela Jepang sebagai pemain inti.
“Yah, itu tidak terlalu nyaman, tapi ya, lebih baik untuk memulai sejak awal, pemain pengganti adalah pemain pengganti dan lebih baik membuat beberapa persiapan,” tutur Kento saat ditemui di mixed zone setelah pertandingan melawan Senegal di Stadion Si Jalak Harupat, Jumat (17/11).
Sebagai seorang remaja, Rento memaparkan bahwa dirinya kerap mengonsumsi hiburan populer khas Jepang seperti tayangan anime dan manga. Rento juga merupakan pemain yang sering membaca manga berjudul Blue Lock, yang menceritakan mengenai upaya Federasi Sepak bola Jepang untuk mendapatkan seorang penyerang terbaik di seantero negeri.
Namun karena masih berusia muda juga, Rento tidak terlalu akrab dengan anime atau manga bertema sepak bola yang berasal dari masa yang lebih lampau. “Kapten Tsubasa? Saya tidak tahu mengenai Kapten Tsubasa,” ucapnya jujur sambil tertawa.
Baca juga: Piala Dunia U-17: Tim peserta puas dengan sambutan di Bandung
Pendek bukan halangan
Sebagai seorang penyerang, Rento dengan tinggi badan 165 centimeter memiliki kelebihan di sektor kecepatan, pengambilan keputusan, dan penempatan posisi. Itu pula yang membuat ia mampu mencetak gol melalui sundulan kepala saat Jepang melawan Senegal, meski bek-bek Senegal memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dibanding dirinya.
“Hanya karena saya pendek bukan berarti saya tidak bisa mencetak gol, dan saya selalu bisa mencetak gol melalui sundulan, bahkan jika itu adalah sundulan yang sangat buruk. Saya senang bisa mencetak gol dengan sundulan yang sedikit berbeda, karena menurut saya itu disebabkan umpan silang yang sangat bagus,” ujar pemain yang mengidolakan mantan penyerang timnas Inggris Michael Owen itu.
Mungkin pelatih Moriyama memang sudah sangat mengetahui mengenai kualitas Rento, dan kapan pemain mungil ini harus dikeluarkan untuk mengejutkan lawan yang mungkin sempat terkecoh akibat tubuh mungil Rento.
“Menurut saya, dia adalah pemain yang menakutkan bagi lawan karena kekuatan dan kecepatannya dalam mencetak gol. Ia juga dapat mengambil keputusan dengan baik,” kata Moriyama saat dimintai komentarnya mengenai Rento.
Pada 16 besar, Jepang akan berhadapan dengan tim kuat Eropa Spanyol, di Stadion Manahan, Solo, pada Senin. Itu akan menjadi pertandingan pertama bagi Jepang bermain di luar Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, pada Piala Dunia U-17 kali ini.
Menarik untuk menantikan kiprah Rento Takaoka di fase gugur, terlebih setelah ia tidak lagi bermain di Bandung, yang menurutnya telah memikat hatinya.
“Ini kota yang sangat bagus, dan makanannya enak,” ucap Rento yang juga mengidolakan pemain sayap Glasgow Celtic, Daizen Maeda, itu.
Masih panjang jalan Rento untuk dapat berada di halaman yang sama dengan pemain-pemain Jepang papan atas masa kini seperti Wataru Endo atau Takumi Minamino yang telah menancapkan kukunya di Eropa. Namun dengan kerja keras dan keputusan-keputusan yang tepat serta sedikit keberuntungan, bukan tidak mungkin Rento akan benar-benar menjadi tumpuan timnas Jepang pada masa yang akan datang.
Jika saat itu tiba, Rento mungkin akan mengenang kiprahnya membawa Timnas Jepang di Piala Dunia U-17 yang berlangsung di Indonesia dengan rasa bangga.