Trenggalek (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggiatkan pemberian makanan tambahan (PMT) melalui program dapur cegah dan atasi stunting (Dapur Cinta) hingga ke tingkat desa-desa dan kelurahan yang ada di daerah setempat.
"Optimalisasi PMT menjadi prioritas daerah di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat untuk menekan angka stunting di Bumi Menak Sopal, Trenggalek," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dalam kegiatan "Mening Deh" di Desa Surenlor Kecamatan Bendungan, Jumat.
"Mening Deh" merupakan kegiatan bekerja yang dilakukan oleh bupati/wakil bupati Trenggalek bersama Perangkat Daerah se-Kabupaten Trenggalek dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan sistem on the spot (di tempat).
Dia menjelaskan pemberian makanan tambahan atau PMT melalaui "Dapur Cinta" ini dinilai efektif guna menekan angka stunting di Kabupaten Trenggalek.
Bahkan, "Dapur Cinta" tidak hanya menyasar upaya menekan angka stunting, Bupati Trenggalek mencoba memperluas cakupannya dengan menyasar ibu hamil berisiko tinggi dan juga lanjut usia (lansia).
"Program sudah kami luncurkan, kami ingin program ini betul-betul jalan. Karena kami punya komitmen kepada ibu hamil, khususnya ibu hamil kurang energi kronis. Kemudian bayi di bawah dua tahun yang masih masuk kategori stunting, intervensi gizinya kita laksanakan," katanya.
Untuk mengintervensi gizi itu, optimalisasi PMT dilakukan pemerintah daerah setempat. Tidak hanya melalui "Dapur Cinta", melainkan juga melakukan kegiatan PMT lainnya, seperti misalnya Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
Dalam kegiatan itu, pihaknya membagikan 40 paket untuk 40 balita stunting yang ada di tiga desa di Kecamatan Bendungan, meliputi Desa Surenlor, Sumurup dan Masaran.
Masing-masing paket berisi ikan lele segar dua kilogram, ikan asap tiga sapit, abon ikan tiga botol, bakso ikan tiga pak, nuget ikan tiga pak, dan kerupuk kalsium empat pon.
Langkah itu, kata Mochamad Nur Arifin, sebagai upaya bersama untuk menurunkan angka stunting dengan menurunkan di kantong stunting melalui data puskesmas setempat.
Harapannya Trenggalek zero stunting sehingga meningkatkan pertumbuhan positif indeks pembangunan manusia.
"Tujuannya kami ingin mengatasi kemiskinan ekstrem hingga 0 persen. Terus juga prevalensi stunting turun di bawah 14 persen sesuai target nasional. Tapi kalau di sini tadi jumlahnya sudah 11 persen. Bahkan beberapa desa kemarin ada yang sudah 6 persen. Saya keliling rata-rata semua sudah di bawah 14 persen. Semoga nanti angka komulatifnya ketemunya di bawah 14 persen," katanya.