Nelayan Trenggalek Gelar Larung Sembonyo
Senin, 24 Oktober 2011 17:25 WIB
Trenggalek - Ribuan nelayan yang beroperasi di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin, menggelar upacara sedekah laut berupa Larung Sembonyo di lepas pantai setempat.
Prosesi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, setelah dilakukan serangkaian acara pembuka di antaranya sambutan dari panitia dan Bupati Trenggalek Mulyadi Wr.
Hadir dalam kesempatan itu anggota muspida serta pejabat dari dinas terkait serta para camat se-Trenggalek.
"Informasi dari panitia, upacara larung ini sengaja dilakukan pada hari Senin dan tidak pada hari Sabtu/Minggu karena pada hari libur itu tidak ada yang 'kliwon' yakni hitungan hari baik pelaksanaan larung berdasar penanggalan Jawa," kata Bupati Mulyadi saat memberikan sambutan.
Prosesi larung yang juga diwarnai penampilan seni tari turangga yaksa serta reog kendang khas Tulungagung itu sendiri berlangsung meriah. Meski tidak seramai pelaksanaan Larung Sembonyo pada tahun-tahun sebelumnya, tapi sekitar seribuan warga dari berbagai daerah datang ke lokasi sedekah laut yang dipusatkan di gedung tempat pelelangan ikan (TPI) Prigi.
Puluhan warga bahkan saling berebut mencari lokasi terdekat dari titik pelarungan agar bisa melihat dari dekat prosesi Larung Sembonyo. Mereka ada pula yang mengabadikan gambar ataupun video menggunakan kamera dari telepon genggam.
"Menarik, bisa melihat langsung dari dekat ritual ini. Sebagai warga sekaligus nelayan sini, kami tentu berharap upacara sedekah laut semacam ini bisa memberi manfaat positif bagi kesejahteraan maupun keselamatan seluruh nelayan yang beroperasi di Pantai Prigi," ujar Yani, salah seorang nelayan setempat.
Rangkaian prosesi pelarungan dari tepi pelabuhan menuju lepas pantai berlangsung lancar. Tumpeng raksasa serta aneka sesaji berupa makanan dan buah-buahan diturunkan dari pinggir pelabuhan. Sebuah kapal jenis slerek yang telah dipersiapkan langsung menyeretnya menuju lepas pantai.
Keberangkatan kapal slerek yang menyeret dua buah rakit berisi tumpeng raksasa dan sekeranjang sesaji berisi aneka makanan, buah, serta hasil bumi tersebut juga diikuti oleh sejumlah kapal slerek lain yang ditumpangi puluhan warga nelayan.
Pemandangan unik terlihat saat menjelang tumpeng raksasa dan sekeranjang sesaji berisi aneka makanan dan rempah-rempah serta hasil bumi tersebut dilepas atau dilarung ke laut lepas.
Beberapa kapal nelayan yang semula hanya mengikuti tiba-tiba terlihat mendekat. Tak berapa lama kemudian, beberapa pemuda dengan telanjang dada terjun persis di dekat rakit berisi tumpeng serta keranjang sesaji.
Para pemuda yang juga nelayan Prigi tersebut kemudian saling berebut isi sesaji yang ada di dalam keranjang maupun tumpeng untuk kemudian dibagikan ke para penumpang kapal di sekitarnya dengan cara dilempar.
Atraksi berakhir begitu tumpeng serta keranjang yang ditaruh di atas dua rakit tadi perlahan tenggelam ke dasar laut. Kapal-kapal yang semula menyeret maupun mengiringi prosesi larung lalu berbalik arah kembali ke pelabuhan. (*)