Surabaya (ANTARA) - DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Jawa Timur meminta elit politik memberikan keteladanan dengan menghentikan narasi tidak saling menjatuhkan satu sama lain yang membuat kegaduhan di tengah masyarakat menjelang Pemilu 2024.
"Kita perlu suasana politik yang adem, mari berikan pendidikan politik ke masyarakat dengan menyampaikan program unggulan Capres maupun Cawapres di tengah masyarakat agar demokrasi berkembang dari demokrasi mobilisatif bergerak ke arah demokrasi partisipatif," kata Ketua DPD Partai Golkar Surabaya Arif Fathoni di sela-sela pemberangkatan jamaah ziarah wali lima di Mulyorejo, Surabaya, Rabu.
Untuk itu, lanjut Toni, sejak awal pihaknya menginstruksikan seluruh caleg dan kader Partai Golkar se-Surabaya untuk tidak terjebak atau menjadi bagian dari pihak yang menjatuhkan pribadi capres atau capres satu sama lain, namun lebih menjadi bagian yang mengabarkan program unggulan calon yang didukung oleh Partai Golkar
"Salah satu program unggulan Prabowo-Gibran yang harus dikabarkan ke khalayak ramai adalah program makan siang gratis ke seluruh siswa PAUD, SD, SMP, SMA dan Pesantren seluruh Indonesia, ini tertuang dalam visi misi paslon yang kita dukung, rakyat berhak tahu tentang program baik ini," katanya.
Dengan penyebarluasan program unggulan seperti ini, lanjut dia, rakyat akan tergerak hatinya untuk datang ke tempat pemungutan suara karena program bukan karena bentuk fisik wajah calon, sehingga pemilu kita akan mengalami peningkatan kualitas di masa-masa yang akan datang.
"Pemilu 2024 adalah momentumnya, di tengah bonus demografi, saya yakin anak-anak muda akan memberikan kepeloporan," kata Toni panggilan akrabnya.
Di masa kecanggihan teknologi kecerdasan buatan, lanjut Toni, distrupsi informasi akan terus digalakkan oleh pihak-pihak yang mungkin masih terjebak pada arus politik kovensional, salah satunya adalah penyebarluasan video Presiden Joko Widodo fasih berbahasa tertentu agar membangkitkan sentimen negatif terhadap Joko Widodo.
"Politik itu soal pilihan, kita mau jadikan pemilu ini sebagai sarana perlombaan kebaikan dengan adu ide dan gagasan, atau pemilu dijadikan sebagai sarana menebar kebencian, kalau kader Golkar jelas, lebih baik menjadi lilin sebagai lentera kehidupan daripada sibuk mengutuk kegelapan," kata Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini.
Menurutnya, kalau semua tim pemenangan capres dan cawapres di seluruh Indonesia mengambil pilihan memenangkan hati masyarakat dengan adu program dan gagasan, maka pemilu ini akan berjalan dengan menyenangkan dan tidak membuat para pelaku usaha di Indonesia ragu untuk melaksanakan rencana bisnisnya meski sedang pemilu.
"Ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja karena dampak persaingan dua kekuatan besar dan perang yang masih terus berjalan di daratan Eropa. Mari tunjukkan kepada dunia, bahwa rakyat Indonesia sudah matang berdemokrasi, pelaku politik harus menunjukkan keteladanannya," katanya.
Untuk itu, ia berharap pelaksanaan Pemilu 2024 menjadi momentum pelaksanaan pesta demokrasi yang sebelumnya berorientasi pada figur menjadi ruang dialektika tentang ide dan gagasan bagaimana membawa Indonesia lima tahun mendatang.