Surabaya (ANTARA) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengemukakan bahwa pengusaha memiliki harapan besar agar tiga pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden memiliki komitmen membawa Indonesia menjadi negara maju.
"Kalau pengusaha di seluruh Indonesia, kurang lebih sama dengan yang dipikirkan pengusaha di Jatim. Pahamnya adalah pertumbuhan ekonomi. Dan ini sudah sejalan dengan tujuan serta rencana jangka panjang pemerintah 2045 Indonesia emas. Dalam Indonesia emas itu Indonesia akan menjadi negara terbesar ke-5 dalam kekuatan ekonomi," ujar Adik di Surabaya, Kamis.
Untuk mencapainya, kata Adik, pasangan bakal capres dan bakal cawapres tersebut harus memiliki roadmap yang mengarah kepada satu tujuan, yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara tangguh dan mandiri dalam semua aspek.
"Supaya tahu siapa di antara pasangan bakal capres dan bakal cawapres yang mengarah ke tujuan tersebut, maka harapan kami setiap pasangan dalam kesempatan kampanye harus menyampaikan gagasannya tentang bagaimana membawa Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kelima dunia," tuturnya.
Gagasan yang harus disampaikan tersebut, lanjut Adik, juga berisi langkah strategis hingga langkah taktisnya seperti apa agar target 2045 Indonesia emas terwujud.
"Langkah taktisnya bagaimana, dari segi investasinya bagaimana, SDM-nya bagaimana dan kedaulatan pangannya bagaimana. Itu yang harus disampaikan saat kampanye," katanya.
Dengan demikian, kampanye tidak menjadi tempat untuk sekedar mengumbar janji dengan model retorika belaka. Karena kampanye yang berisi janji-janji seperti akan mensejahterakan masyarakat, akan mengurangi pengangguran atau akan mengentaskan kemiskinan adalah kampanye model retorika yang dianggap kuno dan tidak ada isinya.
"Dan saya belum pernah mendengar ke tiga pasangan capres dan cawapres yang telah mendaftar itu mengungkapkan gagasannya tentang langkah strategis dan langkah taktis untuk menuju Indonesia emas," tambah Adik.
Jika semua pasangan bakal capres dan bakal cawapres sudah menyampaikan gagasannya, maka tinggal masyarakat yang akan memilih mana yang lebih cepat untuk memimpin Indonesia menjadi negara terbesar ke lima di dunia.
Terkait ekonomi tahun 2024, ia menjelaskan bahwa ekonomi Jatim diperkirakan masih mampu tumbuh sebesar tumbuh sebesar 5,24 persen (yoy). Sementara laju Inflasi tahun depan juga diharapkan dapat dikendalikan pada angka 2,84 persen.
"Hal ini terkait dengan tahun politik dimana akan terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi Pemerintah (PK-P), pengeluaran konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dan pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (PKLNPRT), seperti Partai Politik, yang diharapkan akan meningkatkan PDB daerah," ucapnya.
"Apalagi jika dikaitkan dengan Jatim yang selalu menjadi arena final battle ground pilpres sejak pemilu 2014 hingga sekarang," tambahnya.
Namun demikian, ada sejumlah hal yang patut diperhitungkan bahwa kondisi global pada tahun 2024 sangat tidak menentu. Perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai, ditambah badai El Nino yang melanda dunia hingga awal tahun depan, akan memicu terjadinya krisis pangan dunia.
"Perang Israel-Hamas yang cenderung yang melebar ke kawasan Timur Tengah juga akan sangat berdampak pada kenaikan harga energi dunia," katanya.
Selain itu, kondisi defisit ekspor yang berkelanjutan sebagai akibat lemahnya daya beli negara-negara tujuan ekspor Jawa Timur juga akan berdampak serius pada neraca perdagangan luar negeri Jawa Timur.
"Beberapa hal di atas harus dipikirkan dan diwaspadai agar dampak kondisi ekonomi global tersebut tidak berdampak signifikan kepada ekonomi dalam negeri, termasuk di Jawa Timur," ucapnya.