Surabaya (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyampaikan bahwa Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2023 mencatatkan peningkatan prestasi dalam pelaksanaan Program Kampung Iklim atau ProKlim.
"Tahun 2022 hanya ada dua lokasi RW kategori ProKlim tingkat madya, sedangkan di tahun ini ada 10 lokasi RW yang mendapatkan sertifikat ProKlim utama," kata Kepala DLH Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro dalam keterangan persnya di Surabaya, Kamis.
Menurut data DLH selama tahun 2017 hingga 2023 program tersebut total telah dijalankan di 38 lokasi di Kota Surabaya.
Hebi mengatakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya mendukung upaya pemerintah pusat untuk mencapai target pembentukan 20.000 kampung iklim pada tahun 2024.
Baca juga: Pemprov Jatim pertahankan gelar Pembina Proklim terbaik
"Ada targetnya, yaitu 20.000 kampung iklim di tahun 2024, jadi masih banyak PR-nya, karena di 2023 baru ada sekitar 4.000-5.000-an," katanya.
Kota Surabaya pada tahun 2023 memperoleh penghargaan Trofi ProKlim Lestari, Pembina ProKlim Tingkat Kabupaten/Kota, dan sertifikat ProKlim Utama.
Penghargaan ProKlim Lestari diraih oleh lingkungan rukun warga (RW) 6 Kelurahan Sambikerep dan penghargaan kategori pembina ProKlim tingkat kabupaten/kota diberikan kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Selain itu juga mendapatkan 10 sertifikat ProKlim utama yang sebelumnya dibina oleh kampung ProKlim Lestari," kata Hebi.
Sertifikat ProKlim Utama diraih oleh RW 2 Kelurahan Tambak Sarioso, RW 4 Kelurahan Karang Pilang, RW 1 Kelurahan Panjang Jiwo, RW 6 Kelurahan Sidosermo, RW 12 Kelurahan Mojo, RW 7 Kelurahan Ketabang, RW 4 dan RW 8 Kelurahan Babatan, RW 7 Kelurahan Dukuh Menanggal, serta RW 13 Kelurahan Kebraon.
ProKlim dilaksanakan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam penguatan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim dan upaya penurunan emisi gas rumah kaca serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.