Pelindo Bantu Petani Atasi Permasalahan Kekeringan
Senin, 17 Oktober 2011 17:33 WIB
Surabaya - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) berkomitmen membantu petani mengatasi kekeringan bekerjasama dengan PT Sang Hyang Seri.
"Untuk itu, kami menggandeng PT Sang Hyang Seri dengan mengalokasikan bantuan senilai Rp9 miliar," kata Direktur Keuangan PT Pelindo III, Wahyu Suparyono, ditemui dalam penandatanganan nota kesepahaman PT Pelindo III (Persero) dengan PT Sang Hyang Seri (Persero), di Surabaya, Senin.
Menurut dia, upaya yang merupakan bagian dari program Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) sekaligus membantu pemerintah merealisasi target swasembada dan surplus pangan pada tahun 2014.
"Apalagi, kini sejumlah petani di Indonesia mengalami kekhawatiran luar biasa mengingat musim kering berlangsung sangat lama, mengakibatkan munculnya banyak hama wereng, dan gagal panen," ujarnya.
Mengenai besaran dana senilai Rp9 miliar, ungkap dia, dialokasikan bagi petani di lima wilayah kerjanya antara lain Jatim Rp4 miliar, Jawa Tengah Rp2 miliar, Bali Rp1 miliar, NTB dan Kalimantan Tengah dengan masing-masing Rp1 miliar.
"Langkah ini menunjukkan bahwa kami sangat peduli terhadap swasembada pangan," katanya.
Sementara itu, Direktur Produksi PT Sang Hyang Seri (Persero), Maryadi Padyaatmaja optimistis, penerapan Program GP3K dapat meringankan beban petani dan menambah stok pangan nasional dengan harapan Indonesia tidak akan bergantung terhadap beras impor.
"Kini, kami sedang menanam benih di lahan seluas 220 juta hektare. Upaya itu diwujudkan dengan dana GP3K yang diberikan sejumlah BUMN termasuk oleh Pelindo III," katanya.
Ia berharap, penanaman benih tersebut yang diawali pada bulan Juni 2011 mampu bertahan sehingga petani dapat mengatasai masa kering (gaduh).
"Dengan upaya ini, kami yakin dua tahun mendatang masa tanam di Tanah Air dapat teratasi dan swasembada pangan segera terealisasi," katanya.
Terkait alokasi di Jatim, tambah dia, besaran dana itu disalurkan untuk lahan seluas 38 ribu hektare. Bahkan, untuk pembelian bibit dan kebutuhan saprodi lain.
"Contoh, sejumlah pupuk dan obat hama penyakit tanaman," katanya.(*)