Surabaya (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menilai kaum santri telah melestarikan tradisi busana sarung Nusantara karena dipakai dalam kegiatan sehari-hari, seperti kerap terlihat di lingkungan Pondok Pesantren.
Tradisi tersebut ditampilkan dalam kegiatan Fesyen Sarung Santri Nusantara di halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (21/10) malam.
"Sarung itu kan selama ini identik dengan santri. Kita ingin memberikan realisasi sambil kembali bersyukur dengan mengingat identitas yang selama ini kita miliki. Bangga dengan identitas kesantrian kita, itu intinya," kata Gus Menteri, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi usai gelaran Fesyen Sarung Santri Nusantara di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari Santri 2023 itu mengungkap bahwa busana sarung telah ada di Bumi Nusantara sejak mayoritas masyarakat memeluk agama Budha di era Kerajaan Sriwijaya, pada sekitar abad ke-7 masehi.
Masih di abad yang sama, ketika kemudian mayoritas masyarakat memeluk agama Islam, kaum santri di pondok pesantren melestarikan busana tradisi nenek moyang bangsa Indonesia itu sampai sekarang.
Busana sarung sejak dipakai masyarakat di abad ke-7 bentuknya sama seperti yang dijumpai sampai sekarang. Hanya motifnya saja yang berbeda-beda.
Fesyen Sarung Santri Nusantara dengan berbagai motif yang khas asal berbagai daerah di Tanah Air tadi malam ditampilkan oleh finalis Raka-raki atau Duta Wisata Jawa Timur tahun 2023.
Bahkan penyanyi Armand Maulana, yang menjadi bintang tamu, menutup acara tersebut dengan tampil mengenakan busana sarung.
"Ini pertama kalinya saya tampil menyanyi di atas panggung pakai sarung," kata vokalis grup band Gigi itu.
Armand mengaku tidak gampang menyanyi di panggung pakai sarung.
"Dengan pakai sarung terasa agak nyerimpet. Sebab biasanya saya menyanyi sambil lompat-lompat," ujarnya setelah membawakan dua tembang.
Namun saat membawakan tembang berikutnya Armand tampak sudah terbiasa dengan sarung yang dikenakan di atas panggung.
Suami artis Dewi Gita itu total membawakan tujuh buah lagu-lagunya yang telah populer. Meski memakai sarung namun tetap memukau para undangan di halaman Gedung Negara Grahadi dengan gaya panggungnya yang khas.