Tulungagung (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengapresiasi layanan skrining kanker serviks dengan metode urine di RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, karena biaya jasanya dinilai menjadi salah satu yang termurah di Indonesia.
"Ini bisa menjadi contoh dan bisa menjadi model bagi rumah sakit-rumah sakit lain di Tanah Air, sehingga masyarakat antusias untuk memeriksakan diri ke RSUD," katanya dalam pernyataan yang diterima awak media di Tulungagung, Jumat.
Menurut dia, pemanfaatan informasi dan teknologi RSUD tersebut tergolong bagus, mampu menyeimbangkan antara pelayanan dengan pemanfaatan teknologi, serta melibatkan banyak pihak.
"Ini yang menjadi pembeda, karena selain mampu memberikan pelayanan murah dan terjangkau masyarakat, pemerintah daerah, Dinkes, hingga ormas juga dilibatkan untuk mengoptimalkan hasil," katanya.
Kepala Instalasi Mikrobiologi RSUD dr Iskak Tulungagung, Rendra Bramanthi, mengatakan layanan skrining kanker serviks atau kanker leher/mulut rahim dengan metode urine adalah yang kedua di Jawa Timur. Sebelumnya ada di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
Harga layanan ini sebenarnya, lanjutnya, di angka Rp400 hingga Rp800 ribu, namun RSUD dr Iskak memilih memberikan paket harga Rp275 ribu, agar layanan yang ada bisa terjangkau masyarakat, terutama ibu-ibu maupun remaja perempuan.
"Harganya dipatok murah, karena Pak Direktur dan Dinas Kesehatan menegaskan biaya skrining harus murah. Karena logikanya, kalau murah saja masih enggan, apalagi mahal," katanya.
Layanan tersebut, lanjutnya, akan diperluas ke puskesmas-puskesmas di Tulungagung. Nantinya pengambilan sampel urine bisa dilakukan di puskesmas sehingga memudahkan masyarakat. "Tapi pengujiannya tetap di RSUD dr Iskak. Jadi ini kerja sama antar lini,” ucap Rendra.
Kabag Humas RSUD dr Iskak, Mohammad Rifai, mengatakan mesin yang digunakan adalah PCR yang sebelumnya dipakai mendeteksi Virus Corona. Reagen yang digunakan untuk mendeteksi HPV ini produk Biofarma, perusahaan farmasi milik pemerintah.
Sejauh ini sudah ada 96 sampel urine dari masyarakat yang sudah diuji, satu di antaranya positif HPV.
“Dari pengujian ini kita tahu efektivitasnya yang mencapai 95 persen. Jadi memang sangat direkomendasikan,” ujar Rifai.
Bagi yang dinyatakan positif, maka akan ditindaklanjuti oleh dokter patologi anatomi. Nantinya akan diambil sampel untuk mengetahui sejauh mana stadium kanker
Setidaknya, lanjut Rifai, skrining lewat urine ini sebuah kejadian besar untuk deteksi dini kanker serviks. Apalagi sebelumnya proses deteksi dengan IVA maupun pap smear kerap membuat risih, karena harus mengambil sampel di vagina.
“Metode ini lebih nyaman dan tidak membuat kaum perempuan risih, karena pengambilan sampel urine bisa dilakukan sendiri,” ujar Rifai.
Layanan ini secara khusus diluncurkan Sekjen Kemenkes pada 14 Oktober 2023.