Dinkes Pamekasan Diminta Terbuka Soal Penyakit Difteri
Minggu, 16 Oktober 2011 17:49 WIB
Pamekasan - DPRD Pamekasan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat terbuka kepada masyarakat terkait wabah penyakit difteri yang menyerang sebagian balita di wilayah itu.
"Kami minta Dinkes jangan menutup-nutupi data sebenarnya berapa jumlah balita yang terserang difteri di Pamekasan ini, karena ini menyangkut kewaspadaan masyarakat yang perlu ditingkatkan," kata Wakil Ketua DPRD Khairul Kalam di Pamekasan, Minggu.
Kebijakan menutupi data penderita difteri yang sebenarnya di Pamekasan hanya karena ingin dinilai baik, kata Khairul Kalam, merupakan bentuk kebijakan yang tidak bertanggung jawab.
"Kalau ABS, asal bapak senang, ini kan repot. Difteri ini kan jenis penyakit yang sangat berbahaya," ucapnya, menegaskan.
Tidak mungkin, kata Khairul, Pemprov Jatim memasukkan Kabupaten Pamekasan sebagai kabupaten yang terserang difteri, jika tidak berdasarkan fakta.
"Tapi Kenapa Dinkes justru menyatakan kepada media bahwa di Pamekasan tidak ada balita yang terserang difteri," katanya, mempertanyakan.
Padahal, menurut dia, seorang balita di Jalan Mandilarang Pamekasan sekarang ini positif terserang difteri dan kini masih menjalani perawatan di rumah sakit di Surabaya.
Dalam keterangan persnya kepada sejumlah media pascapenetapan Jatim mengalami kejadian luar biasa (KLB) dalam kasus difteri, Kepala Dinkes Pamekasan Ismail Bey menyatakan, wilayah itu aman dari serangan difteri.
Padahal, Gubernur memasukkan Kabupaten Pamekasan satu dari 11 kabupaten di Jawa Timur yang terserang difteri dan perlu diwaspadai.
"Kalau kejadiannya seperti ini mana yang benar, pernyataan Gubernur Jatim atau Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan," ujarnya, mempertanyakan.
Khairul lebih lanjut menyarakan, terkait dengan penanganan penyakit itu, sebaiknya Dinkes tidak perlu menutupi fakta yang terjadi. Sebab sejumlah kabupaten lain yang terindikasi mengalami endemi difteri justru mengumumkan secara terbuka kepada publik.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Ismail Bey dalam keterangan persnya menyatakan, Kabupaten Pamekasan tidak termasuk endemi difteri, meski Pemprov Jatim memasukkan kabupaten berpenduduk 700 ribu lebih ini sebagai kabupaten yang perlu mendapatkan pengawasan khusus dari penyebaran penyakit difteri.
"Tidak ada warga Pamekasan yang terserang difteri. Pamekasan aman dari difteri dan masyarakat tidak usah khawatir," katanya ketika itu.
Kendatipun mantan Bagian Tata Usaha Dinkes ini menyatakan aman, akan tetapi menurut dia, ada empat desa di Pamekasan yang mendapatkan pemantauan khusus tim medis Dinkes karena dianggap sebagai desa yang rawan penyebaran penyakit difteri.
Keempat desa itu masing-masing Desa Blaban, Desa Buko Timur, Desa Sokalelah dan Desa Murtajih.*