Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo, Jawa Timur, mengajak santri Pondok Pesantren An Nahdliyah berwirausaha melakukan budidaya ikan lele dengan menggelar sekolah lapang budidaya ikan lele bagi pesantren di kota setempat.
Wali kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin meninjau langsung kegiatan sekolah lapang tersebut dan menyempatkan memberi makan lele di dua kolam terpal yang berada di sisi barat Ponpes An Nahdliyah, Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Rabu.
"Kegiatan itu merupakan budidaya ikan lele yang serentak digelar di 20 lembaga pendidikan pondok pesantren di Kota Probolinggo. Mudah-mudahan dengan edukasi itu bisa menumbuhkan keterampilan santri dan juga untuk menguatkan ketahanan pangan, itu yang paling penting," kata wali kota yang biasa dipanggil Habib Hadi di pesantren setempat.
Ia juga menyerahkan secara simbolis bantuan bahan praktik kepada Pengasuh Ponpes An Nahdliyah KH. M. Holik yakni dua buah kolam terpal, pakan, benih dan prebiotik penguatan untuk ikan.
Baca juga: NU gelorakan semangat Resolusi Jihad sambut Hari Santri
"Kalau bisa dipelajari, diikuti secara seksama apabila nanti sudah bisa berkembang dan berhasil bisa kami masukkan program-program yang lainnya. Pendidikan agama yang utama tentunya para santri memiliki karakter di bidang usaha lainnya," tuturnya.
Pada tahun 2023 itu dimulai dari April hingga Desember terdapat 20 ponpes yang mendapat program sekolah lapang (SL) budidaya ikan lele yang terbagi dalam empat gelombang. Dalam program sekolah lapang budidaya ikan lele itu juga diserahkan bantuan berupa kolam sekaligus bibit lele.
Kepala DKPPP Aries Santoso menjelaskan setiap sekolah lapang itu diberikan bantuan bibit lele sampai 2.500 bibit berukuran diameter lingkar badan sekitar 6-8 mm dan tahun 2024 nanti akan ada tambahan sekitar 15 ponpes yang akan melakukan sekolah lapang budidaya ikan lele.
"Kami akan memberikan pendampingan pada pondok pesantren mulai uji kualitas air, perkembangan ikan dan masa panen juga diberi tambahan pengetahuan untuk hasil olahan panen, bisa dijual dalam bentuk ikan segar maupun dijual dalam bentuk (produk) olahan ikan," katanya.
Ia menjelaskan penempatan kolam ikan berada di luar agar tidak mempengaruhi mobilitas masyarakat di area sekitar ponpes karena yang penting cukup sinar yang berpengaruh pada perkembangan ikan tersebut dan kolam yang terlalu tertutup atau terlalu rindang juga tidak baik.
"Hal itu berpengaruh pada bakteri-bakteri pengganggu pertumbuhan ikan karena harus cukup sinar, drainase juga harus sudah disiapkan termasuk penataan untuk menambah air dan buang air," ujarnya.