Surabaya (ANTARA) - Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara di Pelabuhan Perak Surabaya ramai dipenuhi penumpang yang akan berangkat ke daerah asalnya menggunakan kapal ferry pada Sabtu, 16 September 2023.
Hari itu, sejumlah jurnalis di Kota Surabaya berkesempatan mengikuti long trip berlayar ke Pelabuhan Gili Mas, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggunakan kapal KM Dharma Rucitra VIII milik
.Awalnya, agak ragu berangkat menggunakan kapal yang diluncurkan Maret 2023 dengan kapasitas sekitar 1.300 penumpang dan memiliki beberapa rute penyeberangan strategis dengan harga yang terjangkau dengan tujuan Pelabuhan Gili Mas Lombok, Labuan Bajo dan Ende Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.
Maklum, baru kali ini bepergian jauh ke Lombok menggunakan kapal laut sebagai sarana transportasi.
Setibanya di lambung kapal, kami sudah dikejutkan dengan adanya lift yang mengantarkan ke lantai 4 masuk ke lobi kapal. Fasilitas super mewah bak hotel berbintang tersaji di area sini.
Lobi yang nyaman disertai lampu hias menempel di atap geladak membuat suasana hati menjadi hangat. Lantai dan dinding kinyis-kinyis, kursi dan meja ditata rapi, sofa berada di pinggir ruangan, menghadap meja resepsionis dan gerai makanan dan minuman membuat kami betah berlama-lama di atas kapal.
Selanjutnya kami disambut pramugari dan pramugara yang menanyakan tiket dan mengarahkan menuju meja resepsionis. Kami disodorkan kunci khusus berbentuk kartu sebagai akses masuk ke ruangan Cabin Double Bed, Cabin Single Bed, Kelas III duduk, dan kelas Executive Seat View.
"Untuk mendapatkan kartu akses masuk ini harus menaruh uang deposit Rp100 ribu tiap kartu. Nantinya uang dapat diambil lagi ketika mengembalikan kartu saat penumpang tiba di lokasi tujuan," ujar petugas lobi kapal.
Terdapat juga ruang ekonomi, kelas dan eksekutif yang dijamin nyaman, penumpang langsung ke tempat duduknya masing-masing sesuai tiket dibeli. Ada beberapa ruangan tersedia di sini.
Ada juga kamar VIP Sweet yang dilengkapi kamar mandi dalam. Penumpang tak perlu khawatir selama perjalanan akan kesulitan mengakses toilet. Karena PT DLU menyediakan toilet wanita maupun toilet pria didesain mewah, bersih dan air yang mengalir lancar.
Fasilitas lainnya, penumpang dapat makan dua kali. Tidak itu saja, penumpang juga tidak bakal kelaparan selama di kapal. Karena pihak pengelola sudah menyediakan paket makan selama perjalanan. Selama perjalanan yang memakan waktu sekitar 17 jam Surabaya – Lombok, dijatah dua kali makan standar katering.
Menu yang disajikan untuk para penumpang dijamin memenuhi standar layak makan. Karena manajemen kapal sudah melakukan perencanaan ketat untuk menu bulanan. Bahkan, ada test food setiap harinya.
Tak sampai di situ, KM Dharma Rucitra VIII sangat peduli dengan ibu menyusui. Di kapal ini terdapat ruang laktasi dengan fasilitas yang mumpuni serta ruang medis dilengkapi obat-obatan dan tenaga medis.
Pada bagian atas kapal, terdapat area bermain untuk anak-anak. Tentunya hal ini sangat menyenangkan bagi orangtua yang sedang mengajak anaknya melakukan perjalanan jauh menggunakan kapal.
Ada perpustakaan mini yang punya koleksi menarik, berbagai koleksi buku bacaan menarik untuk menemani penumpang selama perjalanan. Jam buka perpustakaan pukul 08.00 – 11.00 WIB dan 13.00 – 17.00 WIB.
Dilengkapi fasilitas barber shop, laundry, tempat olahraga, ruang karaoke, lintasan lari, restoran, panggung hiburan, kursi pijat dan restoran hingga musala yang nyaman.
"Penumpang potong rambut, membaca, pijat kursi, fitnes bahkan bisa membaca di dalam perpustakaan," kata salah seorang petugas kapal.
Untuk penumpang non-seat atau lesehan tujuan Surabaya-Lombok, dibanderol Rp175 ribu, ekonomi duduk Rp 200 ribu, ekonomi tidur Rp 210 ribu.
Kelas 3 sebesar Rp 260 ribu, eksekutif sea view Rp 285 ribu, single cabin Rp 380 ribu per pax dengan maksimal cabin isi dua orang. Kemudian, double cabin Rp330 ribu per pax. Ada juga Suite Rp 1,030 juta per kamar.
Setelah menghabiskan waktu beberapa hari di Lombok, NTB, menikmati pesona pantainya di Gili Trawangan, akhirnya kami kembali ke Surabaya menggunakan kapal KM Kirana VII yang juga merupakan kapal milik PT DLU.
Di atas kapal ini, kami disuguhkan mini trip bersama sepuluh anak terpilih yang didampingi orang tuanya untuk mengikuti safety induction (pengenalan standar keselamatan).
Tiga kru kapal yang terdiri atas Hendrie Purwadi (arkonis/juru radio), Tri Suhartanto, dan Muhamad Arif (keduanya petugas layanan jasa kapal) mengajarkan bagaimana memakai baju pelampung. Ketiganya juga memberi tahu lokasi dan cara melepas sekoci, apabila kapal dalam masalah.
Salah seorang penumpang asal Lombok, NTB, Sulami mengaku senang adanya safety induction di dalam kapal. Saat itu ia naik kapal bersama cucunya, Shakil Kenoa. Acara ini membuat anak-anak bisa tahu tata cara penyelamatan diri jika ada insiden.
"Saya selalu pilih Kirana VII sejak kenal dengan kapal ini karena tepat waktu, murah, bersih, dan tidak berisik. Pernah naik kapal lain, tapi dapur dengan kursi penumpang terlalu dekat," ucapnya.
Sementara itu, Kapten KM Kirana VII, Wahyudi mengaku senang adanya kunjungan penumpang untuk mengetahui safety induction maupun perkenalan kru. Saat itu ia ditemani juru mudi, Heri Setiawan dan mualim jaga, Hera Wahyu Pradana.
"Kunjungan seperti ini sudah dilakukan dua bulan setelah peluncuran (tahun 2021). Ke depan saya berharap bisa memberi wawasan dan pengalaman, utamanya pada anak-anak," ujar pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur ini.
Menurutnya, hal-hal seperti ini memang penting. Terutama pengenalan kepada anak-anak yang punya memori tajam. Terlebih kapal yang ia kendalikan telah dilengkapi dengan layanan ramah anak. Misalnya tempat bermain dan buku bacaan untuk anak-anak.
"Hal yang tidak kalah penting adalah kru sudah diinstruksikan untuk menjadi pelayan sekaligus teman bagi anak-anak. Tentu harapan kami ke depan bisa menjadi pelopor kapal ramah anak," tuturnya.