Surabaya (ANTARA) - Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan uji coba Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bango dengan kapasitas 100 liter per second (LPS) di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Direktur Utama PJT I, Fahmi Hidayat kepada wartawan di Surabaya, Kamis mengatakan untuk tahap awal, air yang sudah diproduksi SPAM Bango dinilai sudah layak minum. Namun, masih akan diuji kualitas airnya lebih lanjut di laboratorium milik perusahaan.
"Air ini sudah dinyatakan layak. Tapi untuk bisa dikatakan aman dan menjadi air minum yang bisa langsung dikonsumsi harus dipastikan dulu. Kalau secara kimia seperti kadar pH, kekeruhan, sudah sesuai standar mutu. Tapi dari mikrobiologi dan kandungan bakteri e-colinya itu seperti apa, nanti akan kami pastikan (diujikan) di lab dan PJT I punya alatnya," kata Fahmi.
Dengan uji laboratorium tersebut, ia ingin memastikan air layak minum dari SPAM Bango bisa sesuai dengan standar aturan.
"Ada parameter kualitas air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no 2 tahun 2023 yang akan menjadi acuan untuk air permukaan yang diolah hingga layak minum," ujarnya.
Untuk kapasitas produksi, jika di awal uji coba saat ini masih 100 LPS, ke depan akan terus ditingkatkan.
"Kami terus mengupayakan target operasional IPA 200 LPS sampai dengan akhir 2023. Harapannya kapasitas bisa ditingkatkan 100 LPS di tahun 2025 dan tahun 2027 ditambah lagi 200 LPS. Sehingga totalnya kapasitas IPA Bango menjadi 500 LPS," katanya.
Kendati demikian, Fahmi mengaku peningkatan kapasitas produksi tetap mempertimbangkan kondisi karena pengguna air baku harus dipenuhi dari hulu ke hilir.
Wali Kota Malang, Sutiaji menilai dengan diujicobakannya SPAM Bango dengan kapasitas 100 LPS sebagai wujud kemandirian air baku.
Menurutnya, SPAM Bango menjadi bentuk kehadiran pemerintah lewat BUMN sebagai perwakilan negara kepada rakyat. Memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat dari hulu hingga hilir.
"Ini membanggakan dan pelan-pelan memberikan keyakinan akan pemenuhan kebutuhan air bersih. Apalagi masih ada proses selanjutnya yang diharapkan ada peningkatan hingga sampai di akhir tahun ini bisa 200 LPS. Kami berharap masyarakat tidak khawatir tentang ketersediaan air bersih di Kota Malang," kata Sutiaji.