Sebab, kata dia, penggunaan kekerasan dalam upaya pembebasan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens dari tangan KKB hanya akan membawa kerugian bagi masyarakat.
"Kami enggak mau tadi dipancing dengan hal-hal yang sifatnya frontal harus dengan cara-cara kekerasan sehingga yang terdampak, yang rugi pasti akan masyarakat, yang rugi masyarakat. Jadi saya enggak mau, sehingga ya kita tempuh dengan cara-cara yang persuasif," kata Yudo ditemui usai rapat bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Dia menegaskan pula bahwa upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu terus dilakukan dengan berkoordinasi bersama sejumlah pihak.
"Progres tetap kami cari, kami tetap mengutamakan tadi dengan persuasif, dengan bupati, PJ Bupati Nduga, juga dengan tokoh agama, tokoh masyarakat," kata dia.
Sebelumnya, Senin (4/9), Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menegaskan tempat persembunyian KKB pimpinan Egianus Kogoya telah diketahui, namun pihaknya masih menunggu niat untuk membebaskan pilot Susi Air yang disandera.
"Memang benar kami sudah mengetahui posisi Egianus Kogoya. Kami masih berharap agar Egianus Kogoya membebaskan sandera yang ditawannya sejak tanggal 7 Februari lalu," kata Izak Pangemanan kepada ANTARA di Jayapura, Papua.
Pilot Philip Mark Mehrtens disandera sejak tanggal 7 Februari lalu sesaat setelah mendaratkan pesawat milik Susi Air di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Selain menyandera pilot, Egianus dan kelompoknya juga membakar pesawat tersebut.