Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap masing-masing kabupaten/kota memiliki komitmen untuk melahirkan atlet yang memiliki standar atlet nasional ataupun internasional.
"Jadi bayangan saya sebenarnya 38 kabupaten/kota kalau masing-masing punya komitmen untuk melahirkan atlet setara dengan prestasi PON atau olimpiade Asean itu akan maksimal pembibitannya," ujarnya usai peluncuran logo dan maskot Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII Jatim 2023 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu.
Contoh, lanjutnya, dulu ada Kediri yang selalu mengeluarkan bibit-bibit atlet tenis meja dan seperti Magetan yang punya Mario, itu merupakan hal yang bagus.
"Ini sedang dalam diskusi kami, bahwa ada masing-masing daerah yang bisa membibit dan membina atlet salah satu cabang olahraga (cabor)," katanya.
Dengan begitu, menurut orang nomor satu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim tersebut akan menjadi pintu masuk dari proses pembibitan yang luar biasa.
"Insya Allah akan bisa lebih maksimal lagi dari seluruh capaian prestasi dan akan terjadi lompatan-lompatan yang luar biasa serta akan memberikan atensi dari masing-masing kabupaten/kota pada cabor tertentu," tuturnya.
Oleh karena itu, Pemprov Jatim bersama Koni mempercepat penyelenggaraan Porprov sebagai upaya untuk regenerasi para atlet yang ada di kabupaten/kota.
"Dulu Porprov itu empat tahunan, kami koordinasikan dengan KONI, ada Pak Airlangga ada Pak Nabil. Kami menghitung bahwa proses regenerasi atlet empat tahun itu sudah banyak yang kelewat untuk pembibitan dan penyiapan pada even-even berikutnya," kata Khofifah.
Oleh karena itu, dengan adanya Porprov dua tahunan dapat menjadi pembibitan yang terukur dan bisa menjadikan venue-venue yang memiliki standar nasional bahkan lebih.
"Pola-pola yang dilakukan memang harus mendekati standar-standar yang bisa dijadikan ukuran, kalau dia bisa masuk kepada menjadi pencetak rekor," ujarnya.
Sementar itu, Ketua Umum KONI Jatim Muhammad Nabil mengatakan penyelenggaraan Porprov VIII Jatim 2023 sudah mencapai tahap akhir dan hal tersebut tidak lepas dari usaha yang dilakukan oleh tuan rumah Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang.
"Terima kasih kepada para kepala daerah penyelenggara Porprov VIII Jatim yang telah berupaya sebaik mungkin untuk menyelenggarakan even luar biasa ini," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, kompetisi olah raga antar kabupaten/kota yang digelar tersebut merupakan salah satu yang besar di Indonesia.
"Total pesertanya yaitu 17.728 orang, dengan rincian 13.008 orang dari atlet dan 4.720 dari ofisial, saya juga kaget saat mendengarnya," katanya.
Selain itu, dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Khofifah yang sudah merubah jadwal kegiatan menjadi dua tahunan dan hal tersebut dinilainya sangat bermanfaat bagi para atlet Jatim.
"Dari hal itu akan ada percepatan prestasi, kalau dulu empat tahunan itu satu kali ikut Porprov biasanya sudah selesai karena faktor usia dan harus beraktivitas di tempat lain kalau dua tahun ini kita yang dimudahkan untuk merekrut dan mempromosikan atlet-atlet. Mudah-mudahan hasil ini jadi yang terbaik untuk Jawa Timur," ujar Nabil.
"Jadi bayangan saya sebenarnya 38 kabupaten/kota kalau masing-masing punya komitmen untuk melahirkan atlet setara dengan prestasi PON atau olimpiade Asean itu akan maksimal pembibitannya," ujarnya usai peluncuran logo dan maskot Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII Jatim 2023 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu.
Contoh, lanjutnya, dulu ada Kediri yang selalu mengeluarkan bibit-bibit atlet tenis meja dan seperti Magetan yang punya Mario, itu merupakan hal yang bagus.
"Ini sedang dalam diskusi kami, bahwa ada masing-masing daerah yang bisa membibit dan membina atlet salah satu cabang olahraga (cabor)," katanya.
Dengan begitu, menurut orang nomor satu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim tersebut akan menjadi pintu masuk dari proses pembibitan yang luar biasa.
"Insya Allah akan bisa lebih maksimal lagi dari seluruh capaian prestasi dan akan terjadi lompatan-lompatan yang luar biasa serta akan memberikan atensi dari masing-masing kabupaten/kota pada cabor tertentu," tuturnya.
Oleh karena itu, Pemprov Jatim bersama Koni mempercepat penyelenggaraan Porprov sebagai upaya untuk regenerasi para atlet yang ada di kabupaten/kota.
"Dulu Porprov itu empat tahunan, kami koordinasikan dengan KONI, ada Pak Airlangga ada Pak Nabil. Kami menghitung bahwa proses regenerasi atlet empat tahun itu sudah banyak yang kelewat untuk pembibitan dan penyiapan pada even-even berikutnya," kata Khofifah.
Oleh karena itu, dengan adanya Porprov dua tahunan dapat menjadi pembibitan yang terukur dan bisa menjadikan venue-venue yang memiliki standar nasional bahkan lebih.
"Pola-pola yang dilakukan memang harus mendekati standar-standar yang bisa dijadikan ukuran, kalau dia bisa masuk kepada menjadi pencetak rekor," ujarnya.
Sementar itu, Ketua Umum KONI Jatim Muhammad Nabil mengatakan penyelenggaraan Porprov VIII Jatim 2023 sudah mencapai tahap akhir dan hal tersebut tidak lepas dari usaha yang dilakukan oleh tuan rumah Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang.
"Terima kasih kepada para kepala daerah penyelenggara Porprov VIII Jatim yang telah berupaya sebaik mungkin untuk menyelenggarakan even luar biasa ini," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, kompetisi olah raga antar kabupaten/kota yang digelar tersebut merupakan salah satu yang besar di Indonesia.
"Total pesertanya yaitu 17.728 orang, dengan rincian 13.008 orang dari atlet dan 4.720 dari ofisial, saya juga kaget saat mendengarnya," katanya.
Selain itu, dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Khofifah yang sudah merubah jadwal kegiatan menjadi dua tahunan dan hal tersebut dinilainya sangat bermanfaat bagi para atlet Jatim.
"Dari hal itu akan ada percepatan prestasi, kalau dulu empat tahunan itu satu kali ikut Porprov biasanya sudah selesai karena faktor usia dan harus beraktivitas di tempat lain kalau dua tahun ini kita yang dimudahkan untuk merekrut dan mempromosikan atlet-atlet. Mudah-mudahan hasil ini jadi yang terbaik untuk Jawa Timur," ujar Nabil.