"Hasil ternaknya bisa menghasilkan susu kambing. Apalagi produksinya luar biasa di Lumajang, khususnya di Kecamatan Senduro," ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam keterangan pers diterima di Surabaya, Senin.
Berdasarkan catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, populasi kambing Senduro mencapai 61.000 ekor, yang diprediksi semakin bertambah.
"Dengan jumlah populasi itu diharapkan bisa memutar pendapatan ekonomi," ucap orang nomor satu di Pemkab Lumajang tersebut.
Bupati yang akrab disapa Cak Thoriq itu mengatakan bahwa kambing Senduro memiliki nilai ekonomi tinggi, apalagi jika sudah mengikuti kontes dan mendapatkan juara.
"Ada kambing Senduro yang ikut kontes itu ada yang harganya sampai Rp400 juta, mungkin ada yang seharga mobil Pajero, saya pernah ditawari itu. Bahkan untuk mengawinkan indukan terbaik itu bisa Rp10 juta hingga Rp15 juta biayanya," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Lumajang berkeinginan untuk terus mengembangbiakkan populasi Kambing Senduro dengan berbagai program dan penyelenggaraan kontes, salah satunya Kontes Kambing Senduro.
DKPP Lumajang juga punya inovasi berupa "Jemput Bola Seleksi Mandiri Ternak Unggul" (Jempol Simantul) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas bibit unggul Kambing Senduro dan berdampak terhadap perekonomian para peternak.
Inovasi tersebut sebagai upaya pengembangan dan pemanfaatan yang berkelanjutan untuk menghasilkan peranakan berkualitas unggul sebagai acuan bagi peternak kambing Senduro.
Sementara itu, Kambing Senduro dikenal sebagai kambing kualitas unggul yang memiliki tipe dwiguna, yaitu memiliki potensi produksi baik susu maupun daging sehingga menjadi potensi yang menguntungkan bagi peternak karena dapat mendapatkan dua hasil optimal dari satu sumber ternak.
"Kalau itu terus menjadi program yang berkelanjutan pasti akan memberikan daya tambah terhadap peternak kambing Senduro untuk memiliki nilai lebih terhadap perekonomiannya," tutur dia.