Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melepas ekspor 1.000 ton kacang hijau tujuan China, yang membuktikan sektor pertanian Indonesia tetap tangguh meskipun dihadapkan tantangan global seperti El Nino.
“Hari ini saya bersama PT Haniori melakukan ekspor kacang hijau ke China. Saya kira secara simbolik 1.000 ton ini adalah bagian mewakili bahwa kita punya resource yang kuat di bidang pertanian lebih khusus kacang hijau,” kata Mentan SYL dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Mentan menjelaskan kacang hijau yang diproduksi di Indonesia sebagai negara tropis memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain. Permintaan ekspor kacang hijau juga sangat terbuka karena merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.
“Saya akan melakukan kerjasama dengan melakukan back up agar besok bukan hanya 1.000 ton saja. Kalau sekarang Hanori masih 1.000 ton, ayo kita targetkan menjadi 10 ribu ton,” ucapnya.
Target ekspor komoditas pertanian di tahun 2023 disebutnya sebesar Rp900 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp658,18 triliun. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian terus melakukan upaya peningkatan volume ekspor kacang hijau dan penambahan negara tujuan ekspor agar dapat mengejar target ekspor komoditas pertanian tahun 2023.
“Kita akan tingkatkan pertanaman kacang hijau, mau berapa banyak, varietasnya apa akan kita sesuaikan, dan hasil produksinya, kalian silahkan serap, jadi kita bagi tugas. Ini peluang bagi kita karena kacang hijau sangat sesuai dengan kondisi cuaca kemarau seperti yang kita hadapi saat ini,” tuturnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menambahkan luas tanam kacang hijau rata-rata setahun sebesar 140 ribu ha dengan produksi 230 ribu ton.
Pada tahun 2022 volume ekspor kacang hijau secara total sebesar 16,54 ribu ton dengan nilai Rp314,90 miliar dan pada per bulan Agustus 2023 telah mencapai sebesar 11,15 ribu ton dengan nilai Rp211,17 miliar.
“Lima daerah asal produksi kacang hijau terbesar diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, NTT, dan Sulsel dengan 4 besar negara tujuan ekspor yakni China, Taiwan,Filipina dan Jepang,” ungkap Suwandi.
Lebih lanjut, Suwandi mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian SYL, budidaya kacang hijau terus dikembangkan dan ditingkatkan produksinya di Jateng, Jatim, NTB, NTT, Sulsel dan daerah lainnya. Hal itu merupakan salah satu upaya menggenjot produksi komodoti tanaman pangan dengan pendekatan utuh dari hulu hingga pasar dan ekspornya.
Direktur Operasional PT. Haniori, Richard selaku eksportir kacang hijau mengapresiasi dukungan Kementerian Pertanian dalam mendorong pengembangan budidaya dan peningkatan produksi kacang hijau dari hulu hingga hilir.
Peluang ekspor kacang hijau diakuinya sangat tinggi mengingat kacang hijau merupakan salah satu komoditi pertanian yang semakin terkenal di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir karena khasiat kesehatannya yang luar biasa.
“Dan kita sangat bersyukur, karena varian kacang hijau yang terbaik, hanya bisa dihasilkan di Indonesia, yaitu varian butek atau BWI. Menurut mayoritas konsumen, varian ini lebih legit dan wangi,” kata Richard