Surabaya (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya menyebut sebanyak 244 peristiwa kebakaran di lahan terbuka yang terjadi di Kota Pahlawan, Jawa Timur, selama Januari-Agustus 2023.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Dedik Irianto di Surabaya, Minggu, mengatakan rincian 244 peristiwa kebakaran di lahan terbuka tersebut meliputi kebakaran alang-alang 106 kali, sampah 65 kali, dan lain-lain 73 kali.
"Untuk itu, kami memasifkan giat patroli di lahan-lahan terbuka. Hal ini sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran," katanya.
Menurut dia, langkah ini sekaligus dilakukan untuk mencegah dampak fenomena La Nina atau cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur, sebagaimana peringatan dini yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dedik mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan patroli di lahan-lahan terbuka. Terutama, patroli di lahan yang diindikasi sering terjadinya kebakaran.
"Teman-teman yang di pos, mereka melakukan patroli di lahan-lahan terbuka yang sering terjadi kebakaran. Siaganya tetap setiap sekian jam, mereka keliling memantau lahan-lahan kosong yang biasa sering terbakar," katanya.
Selain itu, lanjut dia, upaya pencegahan lain juga dilakukan DPKP dengan memberikan sosialisasi kepada warga. Dedik menyebut bahwa warga juga diimbau agar tidak sembarangan membakar sampah di lahan terbuka.
"Jadi ada larangan itu, bukan hanya panas tetapi anginnya kencang, dikhawatirkan kalau membakar di lahan terbuka, bisa merambat ke objek lain di sekitarnya," ujar dia.
Dedik berharap warga membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang telah disediakan Pemkot Surabaya. Sampah yang ditaruh di TPS nantinya akan diambil petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Selain mencegah terjadi kebakaran di lahan terbuka, kata dia, DPKP Surabaya juga mengingatkan masyarakat agar memperhatikan saat memasak. Sebab, berdasarkan catatannya, beberapa kali telah terjadi kebakaran di Surabaya karena disebabkan memasak.
"Ada beberapa kejadian kemarin sempat masak dan kelupaan sehingga terjadi kebakaran, kalau masak ditunggu dan sebagainya. Angin juga kencang takutnya bisa merambat apinya ke tetangga," ucapnya.
"Kemudian kalau ada barang elektronik itu dimatikan kabelnya, dicabut jangan cuma ditekan tombolnya saja, kalau sudah tidak digunakan," katanya melanjutkan.
Dedik mengatakan bahwa pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan kebakaran di wilayah perkampungan. Dalam giat itu, warga diberikan pengetahuan tentang penyebab terjadinya kebakaran dan cara pencegahannya.
"Materi sosialisasi itu kami kenalkan kebakaran itu karena apa. Kebakaran itu bencana tetapi bisa diantisipasi dengan upaya pencegahan," katanya.
Selain itu, dalam giat sosialisasi, lanjut dia, pihaknya juga mengenalkan fase pertumbuhan api kepada masyarakat. Di mana krusial api berada di empat menit pertama sejak fase awal muncul. Warga pun juga diimbau agar tidak panik ketika terjadi kebakaran.
"Lakukan penanganan awal dan menghubungi Command Center 112. Response time kami tujuh menit," katanya.
244 kebakaran lahan terbuka di Surabaya selama Januari-Agustus 2023
Minggu, 20 Agustus 2023 9:02 WIB