Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri gencar melakukan kampanye untuk mewujudkan pangan jajan anak sekolah (PJAS) aman demi kesehatan dan pertumbuhan anak.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan mengatakan kegiatan kampanye ini diawali dengan bimbingan teknis kader keamanan pangan sekolah.
"Perwakilan sekolah dari sekolah percontohan nantinya akan bertugas mensosialisasikan pengetahuan yang diperoleh ke sekolah yang lain. Sebanyak 30 sekolah yang ikut bimbingan teknis ini bertanggungjawab memberikan edukasi kepada empat atau lima sekolah lainnya," kata Anang di Kediri, Kamis.
Pihaknya menggandeng BPOM Surabaya, Loka POM Kediri dan Dinas Kesehatan Kota Kediri dalam bimbingan dan teknis tersebut. Hal tersebut sebagai bahan edukasi demi mewujudkan pangan jajan anak sekolah yang aman untuk anak-anak.
Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Loka POM Kediri dan Dinas Kesehatan untuk melakukan monitoring, evaluasi dan pemantauan ke sekolah-sekolah percontohan.
"Adapun tahapannya, yakni setelah bimbingan teknis kader dilanjutkan dengan melaksanakan bimbingan teknis komunitas, kemudian dilakukan pendampingan dan pengawalan oleh kader, monev dan yang terakhir ialah sertifikasi," kata dia.
Anang berharap dengan upaya yang dilakukan tersebut akan banyak sekolah yang mendapat sertifikasi dari BPOM Surabaya.
Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kemandirian sekolah dalam mewujudkan budaya pangan yang aman dan memenuhi sertifikasi sekolah dengan PJAS aman.
Sementara itu, Ketua Pokja UKS Dinas Pendidikan Kota Kediri Sri Wiji Utami mengatakan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi PJAS, sekolah harus mengikuti bimbingan teknis, membuat SK Tim Keamanan Pangan Sekolah, melakukan sosialisasi keamanan pangan ke komunitas sekolah, membuat rencana aksi kegiatan PJAS serta melakukan pengimbasan ke sekolah binaan.
Sri Wiji Utami menambahkan peserta yang mengikuti bimbingan teknis ini juga diwajibkan membawa lima sampel jajanan sekolah untuk dilakukan tes BPOM. Adapun kriteria jajajan yang dibawa yakni kelompok makanan berat, kelompok makanan ringan dan kelompok minuman.
"Sampel makanan ini merupakan jajanan dari sekolah kemudian nanti akan diuji apakah makanan tersebut mengandung bahan berbahaya atau tidak," kata Sri.
Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui zoom dan luring di Aula Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidilkan Kota Kediri.