Madura Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyebutkan 51 desa di wilayah itu berpotensi menjadi daerah kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
"Itu sesuai hasil deteksi dini kami. Sebanyak 51 desa yang berpotensi kekeringan tersebut tersebar di 18 kecamatan, baik daratan maupun kepulauan," kata Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi di Sumenep, Kamis.
Sumenep terdiri atas 334 desa/kelurahan di 27 kecamatan, dengan rincian 18 kecamatan di daratan dan sembilan di kepulauan.
Sesuai data BPBD Sumenep, di seluruh kecamatan di wilayah kepulauan terdapat desa yang berpotensi kekeringan. Sementara di wilayah daratan, sembilan dari 18 kecamatan memiliki desa yang berpotensi kekeringan.
"Jumlah desa berpotensi kekeringan di 18 kecamatan itu bervariasi atau tidak sama. Batu Putih menjadi kecamatan (daratan) yang memiliki desa terbanyak berpotensi kekeringan, yakni 10 desa," kata Wahyu.
Sesuai data di BPBD Sumenep, dari 51 desa, sebanyak sembilan desa dinyatakan kering kritis dan sisanya sebanyak 42 desa berstatus kering langka pada musim kemarau tahun ini.
Wahyu menjelaskan sesuai surat dari Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya tertanggal 30 Mei 2023, awal musim kemarau di wilayah utara dan tengah Kabupaten Sumenep diperkirakan pada April dasarian tiga dan di wilayah timur pada April dasarian satu.
Sementara untuk puncak musim kemarau diperkirakan pada Agustus di wilayah utara dan tengah, dan di wilayah timur pada September.
"Oleh karena itu, pemerintah daerah menetapkan status siaga darurat kekeringan di 51 desa itu," kata Wahyu.