Jember (ANTARA) - Komunitas Tanoker Ledokombo dan Ruang Temu Generasi Sehat Indonesia (Rutgers) WPF mengajak media untuk mencerahkan masyarakat dan mendobrak budaya tabu dengan melakukan pemberitaan yang mampu mendorong perbaikan kebijakan terkait pemenuhan hak-hak orang muda.
"Kami menggandeng media untuk untuk membangun komitmen bersama dalam upaya pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja dan praktik berbahaya dalam kesehatan," kata Direktur Tanoker Ledokombo Farha Ciciek dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Selasa.
Pada tahun 2020, di Jember tercatat 1066 perkawinan anak usia di bawah 19 tahun yang tersebar di 31 kecamatan dengan rincian 402 anak perempuan dan 664 anak laki-laki.
Menurutnya ada tiga isu utama yakni perkawinan anak, kehamilan yang tidak diinginkan, serta kekerasan berbasis gender dan seksual, yang kemudian menjadi concern Tanoker Ledokombo dan Rutgers WPF Indonesia untuk mendukung pemerintah mengurangi angka tersebut melalui Program Power to Youth.
"Program itu juga menyediakan ruang bicara, mendampingi remaja untuk menyuarakan hak- haknya, sehingga mereka dapat membuat pilihan-pilihan terbaik bagi masa depannya," katanya.
Ia berharap sejumlah mitos yang tidak benar tersebut dapat diungkap secara ilmiah untuk menumbuhkembangkan kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga semua bergerak bersama dalam upaya mencegah perkawinan anak, kehamilan remaja dan praktik berbahaya dalam kesehatan.
Sementara Project Manager Program Power to Youth, Nurhadi mengatakan dalam kegiatan tersebut menyediakan ruang bicara, mendampingi para remaja untuk menyuarakan hak-haknya, sehingga dapat membuat pilihan-pilihan terbaik bagi masa depannya.
"Media sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia mempunyai peran penting dalam mengangkat isu tersebut baik yang bersifat kasuistik maupun edukatif," ujarnya.
Tanoker ajak media mecerahkan masyarakat dan mendobrak budaya tabu
Selasa, 27 Juni 2023 23:14 WIB
Media sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia mempunyai peran penting dalam mengangkat isu