Serena Melaju Semifinal AS Terbuka

New York (ANTARA/Reuters) - Serena Williams berjuang keras mengatasi buruknya servisnya pada set pertama sebelum menemukan irama permainan dan menang 7-5 6-1 atas Anastasia Pavlyuchenkova dari Rusia, Kamis waktu setempat, dan maju ke putaran semifinal AS Terbuka. Petenis tiga kali juara, Williams, kehilangan sevis tiga kali pada set pembuka, ketika enam game harus dilewati dengan permainan servis, sebelum petenis Amerika itu menemukan bentuk permainannya dan mematikan langkah petenis peringkat 17 dari Rusia itu pada game ke-12 untuk menutup permainan set kedua. "Awal permainan amat lamban dan saya kehilangan servis saya beberapa kali," kata Williams, "Set pertama itu berlangsung amat membosankan." Tetapi petenis berusia 29 tahun itu dengan cepat menemukan irama permaiannya pada set selanjutnya. "Saya mencoba melangkah dengan lebih baik dan berusaha memperbaiki penampilan, karena saya merasa irama permainan saya amat buruk. Saya hanya mencoba tampil dengan lebih baik," katanya. Akhirnya petenis itu berhasil mengatasi permainannya. Ia membuat 26 "sinner", dua kali lipat dari yang dibuat Pavlyuchenkova, yang berjuang mendapatkan poin dari servisnya yang menurun kecepatannya. Williams, yang meraih 22 dari 26 poin pada servis kedua petenis Rusia itu, melaju dengan cepat pada set kedua, kandas hanya tiga poin dari servisnya dan mengakhiri laga 79 menit itu dengan melancarkan "ace" keenam. Kemenangan itu membuat Williams maju ke putaran empat besar melawan unggulan utama dunia Caroline Wozniacki dari Denmark, yang menang 6-1 7-6 atas unggulan ke-10 dari Jerman, Andrea Petkovic. Wozniacki akan bertemu dengan pemenang turnamen Grand Slam 13 kali Williams Sabtu dan pemenangnya akan maju ke putaran final, yang diadakan pada tahun ke-10 terjadinya serangan 11 September 2001. "Saya kira setiap orang yang tinggal di Amerika ...terpengaruh dengan insiden 9/11," kata Williams, yang tampil untuk keenam kalinya musim ini karena mengalami cedera dan sakit. "Saya berada di Washington D.C. ketika itu dan saya masih ingat dengan banyaknya kendaraan militer yang melaju di jalanan," katanya. "Rasanya tidak dapat dipercaya, kejadian itu sudah berlangsung 10 tahun lalu," katanya.