Pamekasan - Pawai becak dan dokar mewarnai perayaan Lebaran Ketupat 1432 Hijriah di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Rabu. Sekitar 300 becak hias dan kendaraan tradisional dokar melakukan pawai dari pertigaan Jalan Raya Cokroatmojo, Kelurahan Parteker menuju monumen Arek Lancor di jantung kota Pamekasan. Pawai becak dan dokar yang menempuh jaran sekitar 2 kilometer ini dilepas langyang oleh Bupati Pamekasan Kholilurrahman dan disaksikan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpinda) di wilayah itu. Bupati Pamekasan Kholilurrahman dalam sambutannya menyatakan, kegiatan pawai becak dan dokor saat Lebaran Ketupat itu merupakan bentuk kegiatan positif karena merupakan jenis kegiatan yang berbasis budaya. "Saya kira kegiatan semacam ini perlu terus dipelihara, dan kami berharap pada Lebaran Ketupat tahun depan akan lebih meriah lagi," kata Kholilurrahman. Masyarakat di Kelurahan Parteker, Pamekasan menyebut kegiatan pawai becak hias dan dokar berkeliling kota sepanjang 2 kilometer ini dengan acara "Lengleng Tarebung". "Acara seperti ini seingat saya sudah sejak kecil dulu dan biasa digelar setiap Lebaran Ketupat," kata Deddy Priyanto. Warga Kelurahan Lawangan Daja, Kecamatan Pademawu asal Kelurahan Parteker ini menjelaskan, kegiatan itu disebut "Lengleng Tarebung" karena lokasi yang dikelilingi pawai becak tersebut dulunya merupakan pohon Tarebung (siwalan). Kegiatan pawai becak dan dokor ini kebanyakan dilakukan anak-anak, karena konon sejak dulu hanya anak-anak yang memang melakukan pawai. "Jadi uang diberi keluarganya saat Lebaran itu yang digunakan anak-anak naik becak melakukan pawai keliling kota," katanya menjelaskan. Karena dianggap sebagai tradisi yang baik dan perlu dilestarikan, para generasi penerusnya, lalu merayakan kegiatan pawai becak hias dan dokar ini lebih meriah lagi. "Termasuk Pemkab Pamekasan sendiri, justru mendukung kegiatan ini untuk tetap dilestarikan," kata Deddy Priyanto menjelaskan.
Pawai Becak Warnai Perayaan Lebaran Ketupat
Rabu, 7 September 2011 21:03 WIB