Surabaya (ANTARA) - Direktorat Sistem Komunikasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mendorong perusahaan jasa penerbangan dan pelayaran mendaftarkan nomor alat pemancar sinyal bahaya "radio beacon" untuk mempercepat langkah penanganan dan pertolongan pada suatu kejadian kecelakaan.
Direktur Sistem Komunikasi Basarnas Brigadir Jenderal TNI Widjang Pranjoto mengatakan radio beacon di pesawat atau Emergency Locator Transmitter (ELT). Sedangkan pada kapal disebut Emergency Position Indicator Radio Beacon (EPIRB).
"Mereka perlu registrasi kapal atau pesawatnya, yang perlu registrasi perangkat EPIRB dan ELT," katanya kepada wartawan di sela sosialisasi pendaftaran 'radio beacon' di Surabaya, Kamis.
Widjang mengatakan selain penyedia jasa penerbangan dan pelayaran, pendaftaran nomor radio juga bisa dilakukan oleh perorangan yang memiliki Personal Local Transmitter (PLB).
Sinyal dari alat pemancar tersebut bersifat real time, artinya titik koordinat yang ditangkap sesuai dengan lokasi terkini suatu obyek.
"Karena ini berkaitan dengan sinyal yang terpancar langsung diterima oleh satelit kemudian dipancarkan dan diterima stasiun bumi oleh Basarnas di Jonggol. Sinyal tersebut langsung transfer ke direktorat siaga yang 24 jam memantau kondisi penerbangan dan pelayaran di Basarnas Pusat," ujarnya.
Keberadaan ELT, EPIRB, dan PLB juga sebagai langkah antisipasi kendala sinyal pada alat komunikasi yang dipengaruhi faktor geografi suatu wilayah.
"Kalau awak kapal tidak mampu berkomunikasi dengan radio, satelit ini akan terpancar otomatis," kata dia.
Sementara, Penata Kelola Pencarian dan Pertolongan Ahli Muda Kantor SAR Surabaya Octavino mengatakan ELT maupun EPIRB akan menyala ketika situasi darurat. Sedangkan PLB bersifat manual.
"ELT dan EPIRB bisa otomatis, kalau PLB tidak bisa tetapi harus dinyalakan manual," tutur dia.
Sinyal yang dikirimkan ke stasiun bumi kemudian disalurkan ke Kantor Basarnas terdekat. Kemudian, petugas akan diterjunkan menuju koordinat kejadian untuk melakukan pencarian menggunakan alat "direct finder".
Kendati demikian, lanjut dia, proses pencarian masih memungkinkan munculnya kendala lantaran adanya faktor teknis maupun alam.
"Ada blank-nya karena obyeknya bergerak, mungkin terbawa arus atau pesawat ada permasalahan mesin di atas. Hanya koordinat saja," ucapnya.