Konsumsi Telur di Madiun Naik 20 Persen
Jumat, 26 Agustus 2011 13:33 WIB
Madiun - Konsumsi telur ayam ras di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, selama Lebaran tahun 2011 diperkirakan naik hingga 20 persen dari hari biasa.
"Diperkirakan, konsumsi telur ayam akan naik hingga 11 ton per hari dari kebutuhan keadaan normal yang hanya mencapai 9 ton per hari. Hal ini menyusul tingginya permintaan masyarakat untuk perayaan Lebaran yang identik dengan membuat kue atau roti kering," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun, Lilin Syarifah, Jumat.
Menurut dia, dalam kondisi normal, tingkat produksi telur ayam ras di wilayah Kabupaten Madiun saat ini mencapai 5 hingga 6 ton per hari. Jumlah tersebut tergolong kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mencapai 9 ton per hari.
Kekurangan ini disebabkan karena jumlah peternak ayam ras petelur di wilayah Kabupaten Madiun terbatas. Hanya beberapa saja yang merupakan peternak skala besar, seperti terdapat di Kecamatan Wungu, Kebonsari, Dolopo, dan Sawahan. Sisanya adalah peternak skala kecil dan pedagang yang tersebar di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun.
"Guna menutupi kekurangan tersebut, kebutuhan telur ayam di Kabupaten Madiun telah disuplai dari wilayah Magetan dan Blitar. Hal yang sama akan dilakukan pada momentum Lebaran kali ini," papar Lilin.
Meski kebutuhan telur ayam selama ini masih disuplai, pihaknya menjamin stok telur di Kabupaten Madiun, terlebih untuk kebutuhan Lebaran, tetap aman.
Guna memenuhi peningkatan permintaan terhadap komoditas tersebut, pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan peternak pemasok telur di wilayah setempat, termasuk dari daerah lain.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun, Santoso, menambahkan pihaknya akan terus melakukan pengawasan terhadap peredaran telur ayam di pasaran.
"Ini karena, stok dan tingkat kebutuhan konsumen terhadap komoditas telur pada saat Ramadhan hingga Lebaran mendatang meningkat," papar Santoso.
Keadaan ini, rawan digunakan oleh pedagang musiman yang hanya ingin mengejar keuntungan tanpa memerdulikan mutu telur dan kepuasan konsumen.
Ia mengimbau kepada konsumen untuk teliti saat membeli telur. Tidak hanya telur ayam, namun juga komoditas ternak lainnya, seperti daging sapi, daging ayam, maupun telur puyuh.
Telur yang bermutu baik, saat beredar di pasaran telah disertai surat keterangan bebas penyakit unggas, seperti flu burung (AI) yang dikeluarkan Dinas Peternakan setempat. Hal ini guna menjaga jangan sampai ada penularan virus flu burung dan penyakit unggas lainnya.