Jakarta (ANTARA) - Pasangan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan mengatakan bahwa kemampuan mengatasi tekanan hingga menjaga fokus permainan menjadi kunci kesuksesan mereka, untuk membawa tim bulu tangkis putra Indonesia memenangkan medali emas SEA Games 2023 Phnom Penh, Kamboja, Kamis.
Ganda putra berjuluk The Prayer itu mengemas kemenangan pada partai keempat dan membawa Skuad Garuda Putra unggul 3-1 atas Malaysia pada babak final.
"Pastinya sangat senang dan bangga bisa menjadi penentu kemenangan Indonesia," kata Yeremia dalam pesan tertulis PP PBSI di Jakarta, Kamis.
Yeremia yang sempat terpuruk karena cedera parah dari ajang Indonesia Masters pada Januari, kini bisa berbahagia karena ikut berkontribusi pada kemenangan tim beregu putra untuk ke-18 kalinya dalam ajang SEA Games.
Meski sudah berpengalaman diterjunkan dalam acara pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu, namun Yeremia mengaku tegang karena memainkan partai penentu bagi timnya.
"Tahun lalu kami juga main di semifinal beregu lawan Thailand, tapi kondisinya lawan sedang unggul dan kami berhasil menang. Hari ini kami main di final dengan kondisi unggul malah lebih tegang, karena ingin menang jadi main terburu-buru," ungkap Yeremia.
Sementara itu, Pramudya juga merasakan ketegangan pada penampilannya hari ini. Apalagi ia dan Yeremia dipaksa bermain dalam tiga gim saat menghadapi pasangan Chia Weijie/Liew Xun dan diawali dengan kekalahan gim pertama.
"Di gim pertama kami merasa tekanan dan tensinya sangat tinggi jadi kami sedikit terbebani," ungkap Pramudya.
Namun The Prayer mampu membalikkan keadaan dengan memenangi dua gim selanjutnya dan mencatatkan kemenangan 13-21, 21-16, 21-16 setelah berjuang selama 50 menit.
Menurut Pramudya, pelatih juga berperan besar dalam kemenangannya atas duo Malaysia pada gim kedua dan ketiga. Pelatih mengingatkan bahwa keunggulan yang mereka pegang jangan dijadikan beban, karena seharusnya lawan lah yang mengalami tekanan karena poin mereka tertinggal.
"Skor kita sedang unggul jadi harusnya lawan yang banyak tekanannya. Jadi kami berusaha membalikkan keadaan dan mengontrol keadaan itu sampai selesai," tutur Pramudya.