Jakarta (ANTARA) - Ganda campuran Adnan Maulana/Nita Violina Marwah lolos dari ujian babak pertama Orleans Masters dengan kemenangan tiga gim, meski belum menemukan kenyamanan dalam permainan mereka di Prancis, Rabu waktu sore setempat.
Saat menghadapi pasangan Mikkel Mikkelsen/Rikke Soby, Adnan mengaku masih beradaptasi dengan kondisi teknis sehingga sempat kesulitan dalam menemukan pola permainan yang cocok untuk menghadapi ganda campuran asal Denmark itu.
"Di gim pertama kami terlalu banyak mengangkat bola dan defense juga lagi kurang enak," kata Adnan dalam informasi tertulis PP PBSI di Jakarta, Kamis.
Kondisi tak menguntungkan pada gim pertama menjadi awalan yang buruk bagi pasangan peringkat ke-72 itu, yang berakhir dengan keunggulan 16-21 bagi Mikkel/Rikke.
Enggan mengulangi kesalahan pertama, Adnan/Nita pun meningkatkan pola permainan dan berusaha bangkit dari ketertinggalan pada gim kedua.
Baca juga: Orleans Masters: Pasangan ganda putra The Babies menuju babak selanjutnya
Sempat bersaing ketat lepas interval, Adnan/Nita berusaha lebih sabar saat terjadi kejar mengejar skor. Saat tertinggal tipis 11-10 dan 12-11, Adnan/Nita membalas dengan menyabet tiga poin dan membalikkan keadaan menjadi 13-12.
Selepas itu, mereka tak kehilangan satu poin pun dari Mikkel/Rikke sebelum akhirnya memberikan balasan telak dengan mengamankan delapan poin berturut-turut untuk mengunci kemenangan 21-13 bagi Indonesia.
Pada gim ketiga, Adnan/Nita lebih enjoy dalam memberikan perlawanan. Komunikasi menjadi faktor penting bagi duo Indonesia untuk meraih kemenangan pada gim kedua dan ketiga, hingga akhirnya mengemas kemenangan 16-21, 21-13, 21-15 atas Mikkel/Rikke.
"Di gim berikutnya saya lebih banyak komunikasi dengan Nita harus main seperti apa, saya sendiri mainnya lebih banyak menurunkan bola saja agar lawan tidak banyak melakukan serangan," kata Adnan menceritakan.
Adnan menilai permainan mereka pada pekan ini dan minggu lalu sama beratnya karena menghadapi lawan yang punya pola bagus, serta punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Faktor pembeda dibanding saat berlaga di Spain Masters, Madrid, ialah berat shuttlecock yang lebih normal. Sedangkan saat berlaga di Spanyol, mereka merasa kok lebih berat.
Mereka juga berkomitmen untuk memperbaiki kekurangan dari penampilan di Spain Masters, yang hanya mencapai babak 16 besar.
"Harapannya pastinya bisa naik podium tertinggi, tapi maksimalkan saja dulu step by step," pungkas Adnan.