Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi siap memaparkan partisipasi anak di Kota Pahlawan, Jatim, dalam forum internasional bertajuk "Child Friendly Cities to Accelerate Recovery in East-Asia and The Pacific" di Bangkok pada Selasa (28/3).
Kepala Perwakilan Unicef untuk wilayah Jawa Tubagus Arie Rukmantara dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Minggu, mengatakan, selain Wali Kota Surabaya, juga ada dua orang perwakilan anak dari Forum Anak Surabaya (FAS) yakni Neezara Syarifah Alfarizi dan Achmad Hilmy Syarifudin yang dijadwalkan akan menjadi narasumber di acara tersebut.
"Mereka akan membahas Kota Surabaya sebagai pusat peluang dan kemajuan ekonomi. Sekaligus secara bersamaan membahas 'urban paradox', yaitu situasi meningkatnya ketidaksetaraan bagi anak-anak perkotaan," kata dia.
Diketahui Wali Kota Surabaya dijadwalkan akan menjadi salah satu panelis dalam diskusi dengan anak-anak yang tersebar di seluruh dunia yang menjadi peserta acara tersebut. Diskusi antargenerasi tersebut akan diadakan di Kantor Regional Unicef untuk Asia Timur dan Wilayah Asia Pasifik (East Asia and Pacific Regional Office) di Bangkok secara daring.
Adapun para panelis yang hadir selain Wali Kota Surabaya di antaranya adalah Ms. Liu Lei, President of The Women's Federation of Shenzhen dan Mr. Elmer Baldemoro, Council of City Government of Naga. Para penulis akan melakukan tanya jawab dengan anak-anak dari China, Malaysia, Indonesia, Filipina dan Vietnam.
Menurut Arie, dalam forum internasional nakal dihadiri oleh perwakilan kota-kota besar lain di Asia Pasifik, seperti Shenzen (China), Petaling Jaya (Malaysia), Naga City (Filipina) dan kota-kota lain di Asia Pasifik.
Wali Kota Surabaya mendapat kehormatan untuk menyampaikan pesan tentang peran perkotaan, terutama Kota Surabaya dalam meningkatkan partisipasi anak dalam proses perencanaan pembangunan di Kota Surabaya.
"Sehingga Surabaya dibangun dengan cermat memperhatikan aspirasi mereka yang disuarakan melalui Musyawarah Pembangunan Kota mulai dari tingkat kelurahan sampai dengan tingkat kota", Ujar Arie, panggilan akrabnya.
Arie menambahkan bahwa inisiatif Surabaya mendaftarkan diri menjadi Child Friendly City Initiative (CFCI) atau bagian dari inisiatif Kota Layak Anak tingkat dunia, akan membantu Surabaya dan kota-kota lain seperti Petaling Jaya, Shenzen, Naga City dan kota-kota di Asia Pasifik untuk menekan ketidaksetaraan dan membuka akses pelayanan dan perlindungan anak untuk semua anak tanpa terkecuali.
"Unicef mengundang secara khusus wali kota dan perwakilan FAS karena ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Asia, sebagian anak-anak perkotaan kini menjadi kelompok miskin baru pada populasi anak-anak secara umum," ujarnya.
Selain itu, kata dia, juga akan dibahas dampak urbanisasi yang tidak terencana, bencana lingkungan, krisis sosial dan wabah kesehatan. Isu-isu tersebut membuat lingkungan perkotaan menjadi risiko penghambat bagi anak-anak di Asia dan Pasifik untuk tumbuh ideal dan mencapai cita-cita mereka.
"Kami ingin menghadirkan Kota Surabaya sebagai antitesa atau pemberi solusi atas kondisi tidak baik ini," ucapnya.
Menurut Arie, Wali Kota akan ditanya oleh anak-anak dari negara-negara Asia Pasifik seputar tentang peran perkotaan, terutama peran kota Surabaya dalam meningkatkan partisipasi anak dalam proses pembangunan kota dan apa yang dilakukan setelah anak anak itu didengarkan suaranya dalam proses musrenbang.
"Bagi Unicef, Kota Surabaya dan kota-kota CFCI akan mengimplementasikan Agenda 2030, khususnya 'SDG 11: Sustainable Cities and Communities' atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-11 yaitu Kota yang Berkelanjutan dengan penanganan secara holistik terhadap masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan anak dan keluarga di tingkat lokal," kata Arie.