Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Zahra Fithriyah Muna menggagas sebuah motion comic bertajuk Sekawan Berpijar guna meningkatkan kesadaran antiperundungan siber atau anti-cyberbullying para peselancar internet.
"Studi kasus ini bermula saat Digital Civility Index (DCI) Microsoft menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 29 dari 32 negara di dunia yang memiliki kesopanan dalam menggunakan internet pada 2020," kata Zahra di Surabaya, Senin.
Di situ, kata Zahra, juga dilaporkan bahwa tindakan perundungan siber adalah hal yang marak dilakukan. Lebih lanjut, dari studi yang ia lakukan juga didapatkan bahwa mayoritas pengguna internet adalah remaja berusia 15-19 tahun.
Oleh karena itu diperlukan sebuah solusi yang tepat untuk meningkatkan kesadaran para pengguna internet di kalangan tersebut.
"Hal itu saya lakukan menggunakan motion comic sebagai perantaranya," ungkap mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) ini.
Melalui karakter Geng Palapa yang terdiri dari empat orang pelajar memiliki misi untuk menyelesaikan masalah perundungan siber yang dialami oleh teman sekelasnya. Zahra merancang Geng Palapa menyelesaikan misinya dengan berbagai penerapan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Dimensi pertama adalah Berkebhinnekaan Global. Hal itu diterapkan oleh Geng Palapa dengan berhimpunnya keempat orang pelajar dari berbagai latar belakang yang berbeda baik agama, suku, maupun ras.
Dalam menyelesaikan masalah, Geng Palapa juga bekerja sama dan berdiskusi untuk mencari jalan keluar. Tindakan tersebut menunjukkan adanya implementasi dimensi kedua Profil Pelajar Pancasila, yaitu Gotong Royong.
Beranjak pada dimensi ketiga yaitu Kreatif, Zahra menggambarkan Geng Palapa bersama-sama menciptakan sebuah robot Palapa guna mendeteksi tindakan yang mencerminkan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Pada dimensi keempat, Bernalar Kritis, digambarkan tindakan Geng Palapa dengan cara mempertemukan sang pelaku dengan korban untuk meminta maaf. Tindakan meminta maaf oleh pelaku dan menghapus berbagai komentar jahat terhadap korban adalah bukti nyata dimensi kelima yakni Mandiri.
Kemudian dimensi terakhir, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, yang digambarkan melalui berdoa bersama Geng Palapa dan kedua teman agar dijauhkan dari tindakan yang tidak baik, seperti perundungan siber.
Zahra mengaku banyak wawancara, konsultasi, serta studi eksperimental yang dilakukan untuk menyelesaikan karya ini, mulai dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, psikolog, guru SMA, pelajar SMA, serta sosok ahli dalam bidang komik dan animasi.
Bimbingan kepada dosen DKV ITS Rabendra Yudistira Alamin ST MDs pun ia lakukan guna mendapatkan arahan yang tepat untuk Tugas Akhir (TA)-nya ini.
Gagasan Zahra tersebut tidak semata untuk memutus rantai perundungan siber. Karyanya ini juga digunakan sebagai sarana untuk menggalakkan Program Profil Pelajar Pancasila oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Dengan menerapkan nilai Pancasila, tokoh dalam motion comic ini dapat menyelesaikan permasalahannya dengan tepat," katanya.