Surabaya (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Jawa Timur mengakui belum mendapatkan infornasi detail soal rencana dibukanya wahana kebun binatang malam atau "night zoo" di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Teknis BBKSDA Provinsi Jatim Nur Rochman di Surabaya, Selasa, mengatakan, rencana membuka wahana night zoo harus memenuhi kaidah-kaidah animal welfare atau kesejahteraan hewan.
"Misalnya makannya cukup, kemudian satwa tidak ketakutan, tidak stress dan sebagainya. Kami melakukan monitoring secara rutin bagaimana pelaksanaannya memenuhi kaidah-kaidah animal welfare," ujar Nur Rochman.
Nur kembali mengatakan, BBKSDA yang menjadi mitra Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, menyambut ide satwa-satwa noctural bisa diperagakan malam hari. Namun sampai saat ini BBKSDA belum mendapatkan informasi detail soal itu.
"Kami belum sampai detail berapa luasnya, satwanya apa saja. Kalau itu sudah ada kami bisa memberikan masukan. Misalnya kalau kami tahu jenisnya bisa mengatakan ini akan nyaman seberapa. Sampai sekarang kita belum mempunyai informasi terkait detail berapa jumlahnya satwa dan lain sebagainya. Itu yang perlu didorong," kata dia.
Baca juga: Damkar Trenggalek serahkan kukang jawa ke BBKSDA untuk konservasi
Lebih lanjut, Nur mengatakan BBKSDA Jatim sudah memberikan panduan (guiden) secara umum terkait rencana pembuatan wahana night zoo di KBS.
"Kalau panduan secara umum, kami sudah sampaikan bagaimana jenis satwanya kemudian yang perlu dilakukan dan yang sudah dilakukan. Tapi secara spesifik kami tidak. Itu memang menjadi ranahya KBS untuk bisa memberikan gambaran yang lebih detail. Kajian lebih lengkap terkait hal tersebut," ujar dia.
Menurut dia, pada tahun 2022, KBS mendapatkan penilaian kategori B dari tim kajian pusat LIPI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Artinya dari hasil penilaian tersebut, KBS semestinya mampu membuat wahana night zoo.
Dia menjelaskan, setiap jenis satwa berbeda perilaku dan pola hidupnya. Satwa malam, lanjut dia, sudah mulai aktif ketika matahari terbenam sampai matahari terbit. Beda jenis, beda pula rentang waktunya. Pada siang hari mereka tidur, artinya ketika ditonton satwa itu tidak aktif.
"Kami ingin memastikan dulu ketika satwa itu digabung terganggu atau tidak, kalau tidak lanjut saja," kata dia.