Probolinggo (ANTARA) - Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo Fitriawati berharap operasi beras murah yang digelar selama sepekan lebih bisa meringankan beban warga.
"Masyarakat bisa mendapatkan beras medium dengan harga murah atau terjangkau sehingga kenaikan harga beras tidak berdampak bagi warga Kota Probolinggo," katanya di Kota Probolinggo, Jumat.
Menurutnya, secara nasional stok beras terbatas, sehingga harganya mengalami kenaikan, namun khusus di Jawa Timur produksi beras masih mencukupi untuk warganya.
"Adanya penjualan beras murah itu salah satu upaya agar stok beras di masyarakat tetap terjaga sehingga harganya stabil dan bisa menekan laju inflasi," tuturnya.
Harga beras di sejumlah pasar tradisional Kota Probolinggo berkisar Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram atau beras kemasan 5 kilogram dibanderol dengan harga Rp52.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
Sedangkan, beras yang dijual dalam operasi beras murah di beberapa kecamatan itu sebesar Rp43.000 dengan kemasan 5 kilogram.
Ia menjelaskan DKUP Kota Probolinggo terus memantau perkembangan harga bahan pokok yang mengalami kenaikan harga di sejumlah pasar tradisional, serta tetap menjalin koordinasi dan kerja sama dengan Bulog untuk ketersediaan sembako.
Sementara, warga Kelurahan Kedopok, Sartini mengaku senang dengan adanya operasi pasar yang menjual komoditas beras dengan harga yang murah.
"Kegiatan seperti itu perlu diselenggarakan lagi karena membantu masyarakat yang kurang mampu. Alhamdulillah, kami terbantu dengan operasi beras murah," katanya.
Pemerintah Kota Probolinggo bekerja sama dengan Bulog Kantor Cabang Probolinggo menggelar operasi pasar beras medium untuk menekan laju inflasi dan stabilisasi harga pangan beras di tingkat konsumen.
Operasi pasar akan dilaksanakan secara bertahap di lima kecamatan mulai 14 Februari hingga 22 Februari 2023 dengan alokasi sebanyak 15 ton beras setiap kecamatan dengan total sebanyak 7.054 warga.