Laba Telkom Semester Pertama Rp5,94 Triliun
Jumat, 29 Juli 2011 21:20 WIB
Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk semester I/2011 mencatat laba bersih sebesar Rp5,94 triliun, turun 1,5 persen dibanding Rp6,03 triliun periode sama 2010.
"Kami masih optimistis bahwa TelkomGroup tetap mampu tumbuh di tengah-tengah persaingan yang sangat tajam dalam industri telekomunikasi dan informasi," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Hingga Juni 2011 pendapatan operasi Telkom tercatat sebesar Rp34,46 triliun, tumbuh 2,2 persen dari sebelumnya Rp33,71 triliun.
Sedangkan laba sebelum pajak (EBITDA) mengalami penurunan 3,7 persen dari sebelumnya Rp18,76 triliun menjadi Rp18,07 triliun.
Menurut Rinaldi, optimisme membaiknya kinerja keuangan hingga akhir tahun didorong pertumbuhan signifikan hampir seluruh sejumlah layanan pelanggan.
Hingga Juni 2011 pelanggan seluler Telkomsel tercatat 102,32 juta nomor, naik 15,8 persen dari Juni 2010 sebanyak 88,32 juta nomor, pelanggan telepon tetap nirkabel (fixed wireline access/FWA) Flexi bertambah 17,9 persen dari sebelumnya 15,90 juta menjadi 18,74 juta nomor.
Pelanggan telepon tetap kabel (fixed wireline) melonjak 0,3 persen dari sebelumnya 8,4 juta menjadi 8,42 juta pelanggan.
"Ini menggembirakan karena kecenderungan masyarakat kembali berminat memanfaatkan layanan telepon kabel," ujar Rinaldi.
Jumlah pelanggan mobile broadband Telkomsel Flash mencapai 5,19 juta atau naik 74,4 persen dari sebelumnya 2,97 juta pelanggan.
Sementara pelanggan broadband Speedy naik 41,2 persen dari sebelumnya 1,41 juta menjadi 2 juta pelanggan.
Sedangkan pelanggan Blackberry Telkomsel tercatat 2,19 juta atau naik 381,4 persen sebelumnya 456 ribu pelanggan.
"Layanan broadband salah satu bisnis unggulan TelkomGroup ke depan. Kami yakin pertumbuhan pelanggannya akan melaju karena data sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat," ujar Rinaldi.
Dijelaskannya pada 2011 Telkom telah melaksanakan sejumlah agenda strategis seperti pembangunan infrastruktur broadband, optimalisasi aset, dan novasi produk-produk baru seperti IPTV, Delima, cloud computing.
"Kami yakin bahwa kapasitas yang ada saat ini mampu mendorong pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan dan mampu beradaptasi terhadap dinamika industri telekomunikasi," katanya.