Surabaya (ANTARA) - Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Tofan Mahdi, menyebut pers memainkan peran besar dalam mendukung kemajuan industri sawit di Indonesia.
Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Kamis, Tofan mengatakan sinergi antara insan pers dengan para pemangku kepentingan dalam industri sawit harus terus diperkuat.
"Melalui publikasi berita sawit yang objektif dan positif, image industri sawit semakin membaik. Ini akan memperkuat keberlanjutan industri sawit Indonesia," kata Tofan Mahdi.
Berbicara di depan lebih dari seratus peserta HPN dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Utara, Tofan mengungkapkan peran strategis sawit dalam perekonomian.
"Lihatlah saat pandemi tahun 2020 lalu, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah yang paling rendah dibandingkan negara-negara lain, bahkan lebih baik dari negara maju," kata Tofan.
Tofan mengatakan, tahun 2022 sumbangan devisa ekspor minyak sawit mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Nilai devisa ekspor mencapai 39 miliar dolar AS atau hampir Rp600 triliun. Devisa ekspor yang tinggi inilah yang menopang stabilitas nilai tukar rupiah terhadap valuta asing khususnya dolar AS.
Baca juga: Khofifah: HPN perkuat momentum kebebasan pers yang bertanggung jawab
"Rasanya berat membayangkan ekonomi Indonesia tanpa industri sawit," kata peneliti pada Paramadina Public Policy Institute ini.
Ditanya tentang prospek industri sawit ke depan, Tofan optimistis tetap positif. "Dari sisi demand, permintaan minyak sawit di pasar global akan tetap tinggi. Tetapi apakah Indonesia akan tetap menjadi produsen dan eksportir minyak sawit terbesar dunia hingga 10-30 tahun mendatang, wallahualam," katanya.
Untuk menjaga keberlangsungan industri minyak sawit Indonesia, kata Tofan, ada satu aspek terpenting yang perlu diperhatikan yaitu aspek kebijakan.
"Bukan harga CPO yang rendah yang bisa menghancurkan industri sawit. Kalaupun bisa, perlu waktu lama. Karena harga selalu fluktuatif, tidak mungkin turun terus, pasti ada titik untuk naik. Tetapi kebijakan yang keliru dalam menata industri minyak sawit, bisa menghancurkan industri strategis ini dalam waktu sekejap," kata Tofan.
Dalam kaitan dengan Hari Pers Nasional, Totan berharap dukungan yang terus menerus dari pers Indonesia terhadap industri sawit.
"Terus bantu kami dalam melawan diskriminasi dan kampanye negatif sawit. Teman-teman pers juga harus ikut mengawal setiap proses perumusan kebijakan dan regulasi terkait sawit."