Surabaya (ANTARA) - Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Kota Surabaya Jamhadi memberikan solusi sukses bisnis konstruksi terhadap sektor-sektor industri tertentu.
"Peluang di sektor konstruksi membaik tapi dinamis. Untuk itu, harus lebih kompetitif dan inovatif dalam mencapai tepat biaya mutu dan waktu sesuai harapan," kata Jamhadi di Surabaya, Selasa.
Menurut Jamhadi, masing-masing proyek biasanya mempunyai karakteristik tersendiri dalam hal kegiatan yang dilakukan, tujuan dan sasaran, produk akhir.
Dia mencontohkan proyek konstruksi gedung, proyek industri manufaktur, proyek penelitian dan pengembangan, proyek infrastruktur, proyek pekerjaan sipil serta proyek pekerjaan mekanikal elektrikal.
Namun, dalam perencanaan hingga pelaksanaan dalam konstruksi bukan tanpa risiko. Jamhadi merinci, beberapa risiko itu di antaranya ialah risiko kontrak yang meliputi adanya keterlambatan, wan prestasi, sengketa, kerugian negara, dan tipiko (tindak pidana korupsi).
Untuk meminimalisasi risiko tersebut, kata dia, diperlukan identifikasi risiko, antara lain faktor lingkungan, aset proses organisasi, pernyataan ruang lingkup proyek, rencana manajemen proyek, rencana manajemen risiko, teknik, documentation review, brainstorming, delpi, interview.
Root cause identification, SWOT, analisis checklist, dan teknik diagram (cause effect, flow chart). Juga membuat daftar risiko teridentifikasi, daftar respon potensial, risiko akar penyebab, kategori risiko yang update, dan risiko proyek konstruksi.
"Pada prinsipnya sebelum proyek dimulai, ada perjanjian pemborongan yang sudah ditandatangani oleh para pihak dengan tujuan agar proyek selesai tepat BMW (Biaya Mutu Waktu) berdasarkan dokumen proyek sebagai lampirannya," ucapnya.
"Namun demikian dalam pelaksanaannya kadang terjadi risiko akibat adanya perbedaan dan perubahan. Untuk itu pelaku jasa konstruksi harus bekerja profesional dan antisipasi adaptif terhadap risiko yang mungkin timbul seperti ketidakpastian, positif dan negatif, sebab dan akibat, dan risiko diketahui dan tidak diketahui," tambah Jamhadi.
Pernyataan itu, juga disampaikan Jamhadi pada pelatihan Risk Awareness dengan tema Focused Proactive and Accurate Credit Process for Quality yang digelar BNI di Surabaya pada 3-4 Februari 2023.
Jamhadi mengatakan pertumbuhan sektor konstruksi selama COVID-19 posisi minus 5,39 persen di tahun 2020 dan tumbuh positif di tahun 2019. Sedangkan di tahun 2022 minus 0,14 persen, akan tetapi porsi sektor konstruksi sebesar 13,96 persen dari total PDB tahun 2022.
Dikatakan Jamhadi, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2022 mencapai 5,72 persen secara year on year.
Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 ini ditopang oleh lima sektor utama, yakni industri (17,88 perseb), pertambangan (3,47 persen), pertanian (12,91 persen), perdagangan (12,74 persen), dan konstruksi (9,45 persen).
Kontribusi lima sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III sekitar 66,45 persen. Bahkan pada APBN tahun 2023, sektor konstruksi sebesar Rp392 triliun. Kami proyeksikan, di tahun 2023, pasar proyek konstruksi masih tumbuh.
Soal berapa pertumbuhannya? Jamhadi mengatakan pasar proyek konstruksi gedung diperkirakan naik 10,13 persen atau Rp175,49 triliun, total tahun 2023 diperkirakan tumbuh sebesar 5,78 persen dibandingkan tahun 2022.
Hal ini mengikuti tren kenaikan sebesar 27,77 persen untuk tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya, juga sektor perumahan dan industri tumbuh 31,28 persen dan 25,02 persen.
"Nilai proyek konstruksi tersebut di atas terdiri dari proyek gedung dan sipil lainnya, dan tidak termasuk migas. Pada tahun 2023, total pasar konstruksi Indonesia diperkirakan mencapai Rp332,95 triliun yang mencakup 47,29 persen di sektor sipil dan 52,71 persen di sektor bangunan gedung," kata Jamhadi, yang juga sebagai Direktur Utama PT Tata Bumi Raya.
Menurut Jamhadi, pertumbuhan di sektor konstruksi tersebut berbanding terbalik dengan penambahan jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia.
Tercatat, perusahaan konstruksi sebanyak 197.030 unit pada 2022. Jumlah tersebut terkoreksi 3,13 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 203.403 unit. Khusus di Jawa Timur, perusahaan konstruksi sebanyak 24.596 kontraktor.
Jamhadi berikan solusi sukses bisnis konstruksi
Selasa, 7 Februari 2023 19:06 WIB