Penghentian Pengiriman TKI ke Arab Perlambat Perekonomian
Kamis, 7 Juli 2011 21:26 WIB
Surabaya - Penghentian pengiriman Tenaga Kerja Indonesia/TKI ke Arab Saudi memicu perlambatan kondisi ekonomi masyarakat di daerah pada masa mendatang.
"Padahal, nilai remitansi pahlawan devisa yang bekerja di Arab Saudi ke Jawa Timur terbesar selama triwulan I tahun 2011 dibandingkan pencapaian besaran aliran dana TKI di negara pada periode sama tahun ini," kata Peneliti Ekonomi Madya Senior Kantor Bank Indonesia Surabaya, Soekowardojo, di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, besaran remitansi tertinggi TKI Jatim berasal dari Arab Saudi dan Amerika Serikat . Apabila pengiriman TKI ke Arab Saudi berhenti maka besaran remitansi akan terkena dampaknya.
"Kami prediksi selama triwulan II tahun ini, angka remitansi TKI Jatim di Arab Saudi turun," ujarnya.
Namun, ia mengaku, sulit memastikan berapa besaran penurunannya mengingat penghentian pengiriman TKI ke negara itu sangat mempengaruhi peredaran uang di daerah.
"Di sisi lain, tren selama ini kadang Amerika Serikat menempati peringkat pertama kadang Arab Saudi. Kalau pada triwulan I tahun ini Arab Saudi yang menempati posisi tertinggi dan Amerika Serikat peringkat ketiga," katanya.
Sejak Januari hingga Maret 2011, ungkap dia, pencapaian remitansi TKI asal Jatim yang mencari nafkah diĀ Arab Saudi meningkat menjadi Rp255 miliar.
"Angka tersebut mengalami kenaikan daripada realisasi triwulan I tahun lalu senilai Rp243,8 miliar," katanya.
Dari besaran pengiriman dana sejumlah TKI di Arab Saudi, rinci dia, selama triwulan I/2011 sesuai tujuannya yang terbesar penyaluran ke Gresik dengan kontribusi 23 persen.
"Lalu, Pamekasan menyumbang 20 persen, Madiun 10 persen, Malang 8 persen, dan sisanya menyebar ke daerah lain," katanya.
Sementara itu, tambah dia, di posisi kedua ditempati remitansi dari Malaysia sebesar Rp179 miliar sedangkan Amerika Serikat berada di peringkat ketiga dengan besaran remitansi Rp161 miliar.
"Kalau dibandingkan dengan triwulan I tahun 2010, pencapaian remitansi TKI Jatim yang bekerja di Malaysia senilai Rp110 miliar sedangkan Amerika Serikat Rp231,8 miliar pada periode serupa 2010," katanya.
Di samping itu, terkait pengiriman dana TKI Jatim ke kerabat atau keluarganya di daerah, lanjut dia, selama ini mayoritas dari mereka mentransfer dananya melalui jaringan perbankan nasional.
"Dari seluruh kalangan perbankan, pengiriman paling besar melalui layanan BNI. Setelah itu, baru bank lain misal Bank Mandiri, BII Maybank, dan BCA," katanya.