Ibarat menegakkan benang basah, maka menegakkan kejujuran juga sulit, apalagi di tengah maraknya korupsi, kecurangan, dan ketidakjujuran lainnya. "Tapi, orang jujur itu pasti dibela Allah. Itu janji Tuhan," ucap pendiri "ESQ Leadership Center" dan penggagas metode 'ESQ Way 165' Ary Ginanjar Agustian saat melepas 'Jalan Semangat ESQ 165' dari lapangan Mapolda Jatim di SUrabaya (26/6). Buktinya, adalah Siami (warga Gadel, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, Jawa Timur). "Bu Siami adalah potret kejujuran yang dirahmatkan Allah untuk Jatim dan Indonesia," tuturnya. Menurut motivator ESQ itu, munculnya Siami telah membuat kejujuran bukan lagi terdengar sayup-sayup, tapi kejujuran telah bergaung ke seluruh penjuru Tanah Air. "ESQ sendiri sudah 10 tahun meneriakkan tujuh budi utama (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, peduli) dan mempunyai jutaan alumni, tapi kedengarannya masih sayup-sayup," ungkapnya. Namun, 10 tahun berselang, ternyata tampil seorang manusia yang berani berkorban untuk meneriakkan "budi utama" dengan segala risiko. "Awalnya, dia terusir dari kampung dan orang juga takut jujur, tapi Siami telah membuka mata Indonesia bahwa jujur adalah sesuatu yang harus dibela, karena itu kita harus menegakkan dengan Asmaul Husna," tuturnya. Keberanian Siami dengan segala risiko itu, tegasnya, membuat ia dibela Allah, sehingga ia kini dimuliakan orang di seluruh Indonesia. "Karena itu, kita angkat Bu Siami sebagai keluarga besar ESQ untuk menjadi contoh buat kita semua, agar kita tidak takut mengumandangkan tujuh budi utama dengan segala risiko," ungkapnya. Bila semua itu dapat diwujudkan, katanya, maka Indonesia Emas 2020 akan dapat melahirkan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang sehat atau pintar luar-dalam, baik secara intelektual maupun secara spiritual (jujur).
Ary Ginanjar: Kejujuran Bukan Lagi Sayup-Sayup
Jumat, 1 Juli 2011 17:12 WIB