Surakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut Muhammadiyah memiliki instrumen lengkap untuk mewujudkan generasi unggul bangsa Indonesia.
"Seperti saya katakan, saya yakin Muhammadiyah memiliki instrumen dan ketetapan untuk mewujudkannya, untuk mewujudkan generasi unggul tersebut," kata Wapres Ma'ruf di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah pada Minggu.
Wapres menyampaikan hal tersebut saat menutup Muktamar ke-48 PenMuhammadiyah dan Aisyiyah.
"Dibutuhkan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran seumur hidup, yang akan berkontribusi luar biasa dalam memperbaiki kualitas hidup individu, baik dalam kehidupan personal maupun profesionalnya, sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat," ungkap Wapres.
Pendidikan dan pelatihan berkualitas, menurut Wapres, harus diusahakan agar terwujud secara merata bagi semua rakyat Indonesia di seluruh pelosok tanah air, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
"Kemajuan dan pemberdayaan bagi kaum perempuan bukan hanya menyangkut kewajiban moral dan pemenuhan hak asasi manusia, melainkan juga menjadi pilar bagi perdamaian dan pembangunan dunia secara berkelanjutan," ungkap Wapres.
Perempuan yang berpengetahuan dan berdaya, menurut Wapres, akan berkontribusi dalam penurunan tingkat kekerasan domestik dan kemiskinan ekstrem, serta peningkatan kesehatan dan kecerdasan anak.
"Terkait hal ini, KH Ahmad Dahlan bersama Nyai Ahmad Dahlan sangat visioner, memiliki wasasan masa depan perempuan muslim Indonesia yang jauh melampaui zamannya saat itu, dengan merintis Aisyiyah dalam semangat untuk memajukan peradaban kaum perempuan Indonesia," jelas Wapres.
Visi Islam berkemajuan, baik bagi laki-laki maupun perempuan, kata Wapres, akan terus relevan namun perlu terus diperbarui menyesuaikan perubahan tantangan dan lingkungan strategis nasional maupun internasional.
"Saya mengajak Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk terus berjuang bersama Pemerintah. Muhammadiyah memiliki perangkat ekonomi dan sosial yang terbesar di seluruh negeri, untuk menggerakkan pemberdayaan umat sehingga dapat menjadi kekuatan pembangunan bangsa," tegas Wpares.
Muktamar Muhammadiyah pada tahun ini, ungkap Wapres, meneguhkan peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam memberi sumbangan bagi bangsa.
"Untuk mewujudkan kemajuan seperti yang diharapkan, melalui penyampaian dakwah bil-qaul, maupun bil-hal, melalui tindakan nyata. Melalui program-program Muhammadiyah yang telah dibahas pada Muktamar, saya yakin Sang Surya akan terus mampu menjadi cahaya pencerah bagi berbagai tantangan dan permasalahan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan!" ungkap Wapres.
Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 Haedar Nashir dalam sambutannya mengatakan tema Muktamar ke-48 yaitu "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta" senada dengan harapan Wapres.
"Pak Wapres saat audiensi menyampaikan Muhammadiyah memiliki segala instrumen dan perlengkapan untuk memajukan bangsa dan mencerdaskan semesta itulah 'spirit' Muhammadiyah yang kita bawa pulang dengan tema ini, Muktamar Aisyiyah juga punya 'spirit' sama," kata Haedar.
Haedar juga menyebut peluang Muhammadiyah untuk hadir dalam gerakan Islam terbuka dan lebih luas.
"Tempat kita berdiri dalam melihat persoalan global harus semakin tinggi dan luar. Pada saat yang sama, kebersamaan penguatan sistem Nuhammdiyah harus selalu membingkai dan sebagai panggilan dakwah kita harus selalu hadir untuk menyatukan Islam yang memakmurkan," ungkap Haedar.
Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid dan Ibu Halimah Zainut Tauhid, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ibu Siti Atiqoh Ganjar Pranowo, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Aisyiyah periode 2022-2027 Salamah Orbayinah.
Sedangkan Wapres Ma'ruf Amin didampingi Ibu Wury Ma'ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wapres Suprayoga Hadi serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah dan M. Imam Azis. (*)