Surabaya (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur dr Sjamsul Arief MARS SpA(K) menyebut ada belasan balita di Surabaya dan Malang yang meninggal dunia akibat gangguan gagal ginjal akut misterius.
"Yang meninggal ada 10 di Surabaya dan tiga di Malang (anak yang meninggal akibat gangguan gagal ginjal akut misterius di Jatim)," kata dr Sjamsul dikonfirmasi di Surabaya, Kamis.
Sjamsul mengatakan, 13 balita yang meninggal berusia 1 hingga 5 tahun. Namun, untuk data usia jelasnya, ia tidak bisa menyampaikan karena hanya ada di RSUD dr Soetomo dan RSUD Saiful Anwar.
Sebelumnya, dia menyebut ada 24 kasus gangguan gagal ginjal akut misterius di Jatim. 15 di antaranya di Surabaya dan sembilan lainnya di Malang.
Namun, dirinya tidak dapat memastikan apakah 24 anak tersebut merupakan warga Surabaya dan Malang saja. Tetapi kemungkinan adalah pasien rujukan dari daerah lain.
"Tidak tahu, itu data dari RSUD dr Soetomo dan RSUD Saiful Anwar. Karena dua rumah sakit tersebut yang bisa melakukan hemodialisa (terapi cuci darah), mungkin rujukan dari kabupaten atau kota lain," ujarnya.
Terkait sisa anak yang masih sakit, Sjamsul memastikan kalau mereka telah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit.
"Alhamdulillah sudah mulai membaik. Masih demam, tapi sudah proses penyembuhan, sudah observasi," ujar dia.
Bagi orang tua yang anaknya sedang sakit, Sjamsul berpesan untuk rajin mengecek dan meneliti kondisi anak.
"Anak dengan berat 10 kg air kencingnya sebanyak 30cc. Bila anak tidak buang air kecil selama enam jam, maka harus dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut," katanya.
Dia juga mengingatkan para orang tua untuk tidak sembarangan memberi obat. "Kalau anak panas, jangan dikasih sirup. Jangan tiap jam dikasih obat. Dibawa ke dokter aja dulu. Nanti dikasih puyer supaya demamnya turun," kata dia.