Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota Madiun mewaspadai potensi terjadinya bencana alam hidrometeorologi di wilayahnya saat musim hujan dengan melakukan apel kesiapsiagaan bencana dan menyiapkan personel yang tanggap.
"Bencana tidak bisa direncanakan, datangnya juga tidak bisa diprediksi. Karenanya, kitalah yang harus terus waspada. Maka kita siapkan semuanya sejak awal," ujar Wali Kota Madiun Maidi usai memimpin Apel Bersama Siaga Bencana Hidrometeorologi di Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Kota Madiun, Selasa.
Menurut dia, petugas BPBD Kota Madiun dan OPD terkait lainnya langsung bergerak sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Mulai pengecekan aliran sungai termasuk sampah dan pengerukan sedimen, pengecekan dan pemangkasan pohon-pohon besar, dan potensi kebencanaan lainnya.
Potensi bencana masih tetap ada di Kota Madiun. Mulai banjir, angin puting beliung, hingga pohon tumbang. Karenanya, pemda setempat terus berupaya mengambil langkah antisipasi.
Wali Kota ingin memastikan kesiapan petugas dan juga peralatannya. Setidaknya, ada 300 lebih personel gabungan dari pemda, TNI, Polri, dan relawan setempat yang dipersiapkan untuk mengantisipasi serta melakukan tindakan saat terjadi kedaruratan.
Selain personel, semua peralatan juga diperiksa. Mulai mesin pemotong sampai kendaraan berat. Wali kota menyebut peralatan tersebut siap didatangkan ke lokasi maksimal 30 menit.
"Jangan sampai saat sudah kejadian baru bertindak. Langkah-langkah antisipasi ini harus terus digencarkan," katanya.
Wali kota menyebut tim wajib melakukan evaluasi hingga rakor secara berkala. Harapannya, segera dapat mengambil langkah yang diperlukan.
Hasil koordinasi tersebut akan langsung disebarluaskan ke masyarakat untuk memberikan peringatan akan kewaspadaan. Hal itu penting untuk meminimalkan korban jika bencana benar-benar terjadi.
Wali kota menambahkan juga akan menyiagakan dua posko bencana. Selain di Taman Bantaran juga di kawasan Embung Pilangbango. Kedua lokasi tersebut dipilih karena dekat dengan daerah rawan banjir.
Posko bencana di kawasan Embung Pilangbango untuk mengantisipasi wilayah Kecamatan Pilangbango, Tawangrejo, Kelun, dan Rejomulyo yang rawan banjir akibat air kiriman dari daerah Gunung Wilis. Kawasan tersebut juga yang dipasangi alat "Early Warning System" (EWS).
Sedangkan posko di wilayah Taman Bantaran untuk mengantisipasi aliran Sungai Bengawan Madiun yang meluap.
"Petugas dari Kota Madiun saja ada sekitar 180 orang yang siaga, mulai dari Dinas Perkim, LH, PUPR, Tagana, BPBD, Damkar, dan lain sebagainya. Juga ada tim khusus di pasar. Mudah-mudahan dengan apa yang kita siapkan ini tidak terjadi bencana di kota kita," katanya.