Blitar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berupaya menjaga kestabilan harga telur ayam demi mencegah inflasi.
"Kami terus koordinasi dengan peternak. Kami harap bisa menjaga harga (telur ayam) agar tidak turun terlalu dalam tapi standar, bisa diterima dan masyarakat tidak berat untuk membelinya," kata Bupati Blitar Rini Syarifah saat dikonfirmasi, Jumat.
Pemerintah juga memperhatikan kebutuhan para peternak. Dengan produksi yang tinggi serta harga pakan yang stabil, diharapkan harga telur juga bagus. Hal ini juga sebagai upaya untuk mencegah terjadinya inflasi.
Telur juga termasuk salah satu komoditas yang diperhatikan, sebab juga masuk salah satu bahan pokok. Produksi telur di Kabupaten Blitar termasuk juga cukup tinggi, menyumbang sekitar 30 persen untuk kebutuhan nasional.
Kepala Badan Pangan Nasional RI Arief Prasetyo Hadi saat di Blitar menjelaskan pihaknya juga langsung tanggap terhadap kebutuhan peternak. Misalnya soal pakan. Jika di Blitar kekurangan, langsung dikomunikasikan untuk diambilkan pakan dari daerah lain misalnya Sumbawa, Dompu di Provinsi Nusa Tenggara Barat, hingga Bima, sebab di daerah tersebut melebihi produksi atau over production.
Badan Pangan Nasional juga koordinasi dengan lembaga terkait misalnya Bulog. Dengan itu, diharapkan proses distribusi bisa lebih cepat sampai ke tujuan.
Ia juga mengatakan terkait dengan inflasi daerah, beberapa daerah Jatim juga ada yang inflasi tinggi namun juga rendah. Inflasi terjadi dipengaruhi beberapa hal misalnya tiket pesawat, harga bahan pokok. Namun, ada juga karena administered prices seperti BBM, listrik, yang komponen harganya diatur oleh pemerintah.
"Tapi kalau inflasi pangan seharusnya kita bisa kendalikan, kalau administered prices seperti BBM, listrik, tidak bisa," kata dia.
Dirinya berharap inflasi di Jatim juga bisa terjaga agar tidak terlalu tinggi. Dengan itu, daya beli masyarakat masih bisa terjangkau.
Badan Pangan Nasional juga telah menggelar peringatan hari telur nasional. Dalam kegiatan yang digelar di Kabupaten Blitar, turut serta dibagikan 5 ton telur ayam mentah serta 2.000 butir telur ayam matang. Semua telur itu dari para peternak di Kabupaten Blitar.
Yesi Yuni, dari Paguyuban Peternak Rakyat Nasional mengatakan saat ini harga telur ayam belum terlalu stabil. Harga di kandang masih sekitar Rp21.000 per kilogram, padahal harusnya bisa sampai Rp24.000 per kilogram.
Walaupun harga belum stabil, para peternak juga tetap budi daya. Kini, mayoritas para peternak di Kabupaten Blitar, masih peremajaan ayam setelah terimbas pandemi COVID-19.
"Jumlah populasi ayam milik teman-teman peternak berkurang, namun ini sudah mulai peremajaan. Kan belum bertelur," kata Yesi Yuni. (*)