Pacitan, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur saat ini memprioritaskan penanganan banjir di wilayah perkotaan yang telah menimbulkan korban jiwa, sembari tetap melakukan penanggulangan kebencanaan yang terjadi sporadis di wilayah kecamatan luar perkotaan.
"Banjir kota ini menjadi atensi kami untuk terus mengkaji. Pertama apakah selain intensitas hujan yang memang luar biasa, apakah ada sumbatan-sumbatan, skema alur air yang kurang tepat atau faktor penyebab lainnya," kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji di Pacitan, Jumat.
Permasalahan banjir dalam kota atau di wilayah kota yang telah menimbulkan korban jiwa memang tidak tidak membahayakan, layaknya bencana longsor ataupun banjir bandang seperti terjadi di daerah-daerah lain.
Banjir yang terjadi lebih menyerupai genangan air, namun dengan kedalaman bisa mencapai 1 meter, bahkan lebih. Namun karena kejadiannya tergolong sering, hampir setiap tahun terjadi, banjir dalam kota menjadi permasalahan serius.
Mobilitas dan aktivitas warga terganggu. Arus ekonomi juga terhambat. Kegiatan produksi dan distribusi yang seharusnya lancar menjadi terhenti. Kalaupun bisa berjalan, biayanya membengkak.
"Hari ini akan kami sampaikan kepada BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas, untuk bersama-sama dengan pemerintah daerah menangani hal tersebut. Salah satunya apakah perlu dibangun tampungan air untuk memperlambat pergerakan air, dan sebagainya. Agar tidak cepat sampai kota ini," kata bupati Indrata.
Untuk melangkah pada penanganan yang terukur dan terencana itu, pihaknya masih akan menunggu hasil evaluasi tim ahli dari BBWS.
Soal drainase, sekali lagi Indrata menegaskan masih menunggu hasil kajian. Apakah memang perlu dibangun bendung untuk semacam tampungan air sebelum mengalir ke wilayah perkotaan, atau perlu diperbesar dan diperbanyak jaringan drainase-nya.
"Semoga juga ada 'support' dari BBWS untuk menyelesaikan permasalahan tersebut," ujarnya.
Indrata mengimbau, serangkaian banjir di perkotaan bisa menjadi pelajaran masyarakat. Terutama dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana, melakukan mitigasi kebencanaan secara dini dengan tidak membuang sampah di sungai (sembarangan), menjaga lingkungan dan saluran drainase di sekitar pemukiman masing-masing.
"Mari kita jaga keindahan kota dan kebersihan kota Pacitan," imbaunya.
Secara keseluruhan, kejadian bencana banjir dan longsor di Pacitan terindentifikasi sebanyak 274 unit rumah, empat jembatan dan kerusakan di 15 titik. Banjir longsor juga menyebabkan tiga korban jiwa, dan dua warga lainnya luka-luka. (*)
Pacitan fokus tangani banjir perkotaan yang menimbulkan korban jiwa
Jumat, 14 Oktober 2022 13:56 WIB