Surabaya (ANTARA) - Seniman Ludruk Surabaya Cak Sapari yang pernah ikut main di film "Yo Wes Ben" dikabarkan meninggal dunia pada Kamis dini hari setelah berkali-kali menjalani perawatan medis akibat penyakit diabetes yang dideritanya.
"Innalilahi wainalilahi rojiun telah meninggal dunia Cak Sapari Legenda Ludruk Surabaya," kata Wakil Wali Kota Surabaya Armuji setelah mendapat kabar Cak Safari meninggal dunia.
Meninggalnya Cak Safafri yang merupakan anggota Jula-Juli Guyonan Kartolo Cs ini menyisakan duka yang mendalam bagi Wawali Armuji.
Pria yang akrab disapa Cak Ji ini menyebut, Surabaya kehilangan seniman besar dan legenda ludruk. Dia juga mengaku punya kenangan tersendiri ketika bertemu Sapari di salah satu stasiun TV lokal di Surabaya.
Armuji mengaku sangat kehilangan rekan duet Kartolo itu. Menurut dia, Sapari adalah seniman sekaligus legenda ludruk Surabaya.
Sapari, kata Cak Ji, adalah contoh seniman yang total dalam berkarya.
Meski harus menjalani perawatan di rumah sakit, namun semangat berkesenian Sapari tak pudar.
Bahkan, berkali-kali dia naik pentas Bersama Kartolo demi melestarikan kesenian Ludruk, dan berkali-kali itu itu pula Sapari harus keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Pada Juni 2022, sempat digelar Gelaran Ludrukan Charity yang diprakarsai Dewan Ludrukan Surabaya dan Republik Ludruk Indonesia untuk membantu pengobatan Cak Sapari.
Diketahui Kartolo dan Sapari adalah dua orang yang tersisa dari grup Jula-Juli Guyonan Kartolo Cs, selain Tini (istri Kartolo). Semasa hidup, Sapari dan Kartolo adalah patner saat keduanya bersama almarhum Basman menelorkan puluhan kaset Jula-Juli Guyonon antara 1970-1990-an.
Lakon Jula-Juli Guyonan yang direkam dengan pita kaset sempat booming. Bahkan, kaset-kaset tersebut menjadi buruan para kolektor. Lakon yang terkenal di antaranya, "Sepur India", "Pemburu Cipret", "Patih Kabur Kanginan" dan lain-lain.
Cak Ji: Surabaya kehilangan seniman besar ludruk
Kamis, 15 September 2022 9:10 WIB
Innalilahi wainalilahi rojiun telah meninggal dunia Cak Sapari Legenda Ludruk Surabaya