Gresik (ANTARA) - PT Petrokimia Gresik siap mengalihkan impor salah satu bahan bakunya pupuknya, yakni kalium klorida (KCl) dari Rusia atau Belarusia apabila terkena imbas konflik Rusia-Ukraina.
"Kami tentunya tidak akan mengandalkan satu sumber saja dalam membeli bahan baku pupuk sebab masih ada Kanada dan Yordania," kata Vice President Komunikasi Korporat Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar di Gresik, Jatim, Senin.
Awang mengakui sampai saat ini imbas belum terlihat dan aman. Namun demikian juga memiliki risiko terkena konflik, karena wilayah mengimpor KCL dari Rusia.
Sedangkan, Belarusia, juga berbatasan langsung dengan Rusia di sebelah timur laut, kemudian Ukraina di sebelah selatan, dan Polandia di barat.
"Bahan baku yang kami beli dari Rusia atau Belarusia yakni KCl, secara risiko memang ada, namun kami tidak ketergantungan atau membeli dari salah satu sumber saja, masih ada Kanada dan Yordania," katanya.
Awang mengakui, dari beberapa negara pengimpor KCl ke Petrokimia Gresik, negara Kanada memiliki porsi lebih besar daripada Rusia, Belarusia atau Yordania.
Terkait harga, Awang menjelaskan, tidak terlalu berbeda jauh apabila Petrokimia Gresik mengalihkan impornya ke lain negara, yakni sesuai standar internasional.
"Jadi terkait harga tidak jauh beda untuk internasional," kata Awang yang tidak menyebut secara detail perbedaannya itu.
Sementara itu, sesuai rencana tahun 2022 sejumlah bahan baku yang harus diimpor Petrokimia Gresik masing-masing rock phosphate, belerang, KCl dan AlOH3.
Sedangkan negara sumber impor untuk bahan baku tersebut masing-masing dari Mesir, Jordania, Maroko, UAE, Qatar, Kuwait, Arab Saudi, Kanada, Jordania, Belarusia, Rusia, Laos serta Turki.