Situbondo (ANTARA) - "Mengabdikan diri melayani masyarakat menjadi tujuan utama saya. Dan tujuan akhir dari semuanya adalah senyum dan kebahagiaan warga masyarakat Kabupaten Situbondo".
Sepenggal kalimat inilah yang kerap disampaikan Bupati Situbondo Karna Suswandi, di setiap kesempatan dan berbagai kegiatan.
Tak terasa kepemimpinan Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Wakilnya, Ny.Hj. Khoirani sudah satu tahun, semenjak dilantik oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, pada Jumat, 26 Februari 2021.
Usai dilantik ketika itu, Bung Karna (sapaan bupati) dan Nyai Khoi (sapaan wakil bupati) langsung tancap gas bekerja. Utamanya, yang menyangkut pelayanan dasar, mulai dari sosial, pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik lainnya yang menjadi kebutuhan dasar warga.
Seperti program Ramadhan Bersama Rakyat. Program ini merupakan janji politik Karna Suswandi dan Nyai Khoirani. Dalam kegiatan ini, bupati dan wakil bupati membagikan bantuan sembako di bulan suci Ramadhan kepada warga kurang mampu, dan sekaligus melihat langsung kondisi perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang terdampak pandemi COVID-19.
Selain itu, Ramadhan Bersama Rakyat juga menjadi wadah untuk menyerap aspirasi masyarakat di perdesaan. Karena, selama kegiatan itu, Bupati Karna Suswandi dan Nyai Khoirani berbagi tugas bertemu dan menyerahkan langsung bantuan sembako, sembari mendengar keluh kesah rakyatnya.
Di bidang kesehatan, tahun pertama kepemimpinan Bung Karna dan Nyai Khoirani meluncurkan program Sehati (sehat gratis). Program layanan kesehatan gratis ini berbasis KTP elektronik. Perogram Sehati terbukti efektif dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tercatat sebagai penerima Kartu Idonesia Sehat (KIS).
Program Sehati sengaja dihadirkan untuk memangkas persyaratan layanan kesehatan gratis yang terlalu ruwet dan birokratis. Program ini memudahkan masyarakat miskin mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, rawat inap maupun rawat jalan.
Tercatat sebanyak 1.311 orang dari keluarga kurang mampu yang memanfaatkan program program Sehat Gratis (Sehati) periode Juni hingga Desember 2021.
"Terima kasih Pak Bupati, program Sehati ini memudahkan kami memperoleh layanan kesehatan gratis, dan tidak ruwet lagi untuk mengurus administrasi," ujar Yayan, salah seorang warga yang memanfaatkan program Sehat Gratis.
Sebelumnya, layanan kesehatan bagi masyarakat dengan status miskin, menggunakan surat pernyataan miskin atau SPM. Selain itu, layanan kesehatan yang menggunakan SPM juga harus tercatat dalam data Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP), yang merupakan data yang dibuat oleh pemerintah daerah ketika itu, dengan status miskin dan sangat miskin. Jika tidak tercatat dalam AKP, maka yang bersangkutan tidak akan mendapatkan manfaat SPM.
Sementara untuk memperoleh layanan kesehatan gratis program Sehati, cukup menunjukkan KTP-e dan yang bersangkutan tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Kesejahteraan Guru Madin dan Guru Ngaji
Guru madrasah diniyah (Madin) juga menjadi perhatian Bung Karna dan Nyai Khoirani. Tahun pertama (2021) bertugas, pemkab mengalokasikan dana sharing sekitar Rp5,4 miliar untuk meningkatkan kesejahteraan guru Madin.
Dengan demikian, guru Madin memperoleh insentif satu tahun penuh, dari sebelumnya hanya enam bulan. Insentif guru madrasah diniyah dibantu Pemprov Jawa Timur selama enam bulan, dan kekurangannya ditanggung oleh Pemkab Situbondo.
Ini menunjukkan kepedulian pemerintah daerah kepada guru madrasah diniyah. Mengingat, jasa mereka yang besar, karena guru Madin inilah yang mencerdaskan dan membentuk akhlak anak-anak di Kabupaten Situbondo.
Sedangkan guru ngaji dan guru minggu, pemkab mengalokasikan anggaran sekitar Rp8 miliar. Masing-masing memperoleh Rp1.500.000 per tahun, naik dari sebelumnya Rp1.200.000 per tahun.
Penyaluran insentif guru ngaji maupun guru minggu menggunakan ATM. Selain untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menularkan virus corona di masa pandemi.
Dengan pola pendistribusian insentif melalui ATM, bisa mengedukasi para guru ngaji dan guru minggu untuk menabung dan mengenal perbankan serta menggunakan insentif itu secara bijak.
Hampir semua janji politik Bupati Karna Suswandi dan Wakil Bupati Nyai Khoirani dipenuhi. Selain program Sehati, menaikkan insentif guru ngaji/ guru minggu, insentif guru madrasah diniah, program Ramadhan Bersama Rakyat, juga program Birullah (membangun rumah layak huni).
Ada pula program Totop Lobeng (menutup lubang jalan/perawatan jalan), menyalurkan pupuk urea gratis kepada petani, saat harga pupuk melambung tinggi, serta memberikan kemudahan layanan administrasi kependudukan.
Untuk memenuhi janji politiknya dengan APBD Situbondo yang sangat minim, yakni Rp2,126 triliun. Ia harus pandai melakukan efisiensi anggaran. Mengingat, dari Rp2,126 triliun itu, untuk belanja modal hanya Rp789 miliar, sedangkan Rp1,337 triliun belanja operasional.
"Alhamdulillah saya dan Nyai Khoi mampu merealisasikan janji kami. Kami memang harus pandai melakukan efisiensi anggaran," kata Bupati Karna Suswandi.
Layanan Adminduk manfatkan TI
Era kepemimpinan Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Wakil Bupati Ny.Hj. Khoirani, berinovasi memberikan layanan publik dokumen administrasi kependudukan dan perizinan dengan memanfaatkan teknologi informasi, salah satunya melalui aplikasi Sistem Pelayanan Masyarakat Desa dan Kelurahan (Plasa).
Aplikasi Plasa ini sebagai upaya pemerintah daerah memudahkan dan mempercepat layanan administrasi kependudukan, perizinan dan layanan publik lainnya bagi masyarakat desa/kelurahan.
Melalui aplikasi Plasa ini, masyarakat yang ingin mengurus dokumen administrasi kependudukan, surat pindah, kartu keluarga, KTP-e, pengurusan perizinan, akta kelahiran, surat pengantar SKCK, cukup datang ke desa dan akan dilayani oleh operator desa.
Dari 136 desa/kelurahan di Situbondo, sudah ada 63 desa dan 4 kelurahan mulai mengimplementasikan aplikasi Sistem Pelayanan Masyarakat Desa dan Kelurahan (Plasa).
Buka akses wisata Merak-Baluran
Tak hanya menunaikan janji politiknya, di tahun pertama Karna Suswandi dan Khoirani, membuka akses wisata baru di kawasan Taman Nasional Baluran, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih.
Objek wisata pantai Merak-Baluran itu, di antaranya Pantai Merak Baluran, Pantai Sijile, Pantai Lempuyang, Pantai Batu Hitam, Pantai Balanan, Pantai Bilik dan beberapa wisata pantai lainnya yang lokasinya masih dalam satu kawasan.
Bupati membuka akses wisata ini, karena diyakini dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke sejumlah tujuan wisata bahari di di sisi utara Taman Nasional Baluran tersebut.
Dengan dibukanya akses destinasi wisata pantai yang masih alami dan memesona itu, tentunya pertumbuhan ekonomi warga yang tinggal di Dusun Merak akan lebih baik dan tumbuh pesat. Dan diharapkan pula mampu menjadi wisata penyangga di ujung timur Pulau Jawa.
Selain melakukan terobosan-terobosan, selama setahun itu pula, Bupati Karna Suswandi lobi-lobi ke kementerian. Tujuannya, tidak lain meminta dukungan untuk akselerasi pembangunan dan mewujudkan masyarakat Situbondo berakhlak, sejahtera, adil dan berdaya (Situbondo Berjaya).
Sepanjang tahun 2021, Karna Suswandi jalin komunikasi dengan sejumlah kementerian. Di antaranya, dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta. Tujuannya, mencari solusi mendatangkan investor.
Ke Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. Bupati meminta petunjuk dan dukungan akselerasi pencanangan desa mandiri dari pemerintah pusat. Bupati menginginkan desa-desa yang masuk kategori maju segera menjadi desa mandiri dengan memanfaatkan potensi desa untuk meningkatkan pendapatan asli desa.
Ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bupati menindaklanjuti izin pembukaan akses dan pengembangan destinasi wisata Merak-Baluran. Selain itu, Bupati Karna Suswandi juga melakukan lobi-lobi ke sejumlah kementerian lainnya.
Perubahan wajah baru pendopo
Sesuai jargon perubahan Bung Karna - Nyai Khoirani, Pendopo Kabupaten Situbondo kini punya wajah baru. Penampakan wajah baru rumah dinas bupati ini menggambarkan bahwa pendopo tidak hanya sekadar milik bupati, tapi juga milik masyarakat.
Ini terlihat dari desain yang nampak indah. Mulai dari pintu masuk dan pintu keluar didesain menjulang tinggi, dengan ornamen batu bata seperti bangunan kuno.
Sedangkan pagar pendopo juga dibongkar, dan menggambarkan tidak ada batas antara bupati dan rakyatnya. Karena bagi Bung Karna, pendopo juga milik rakyat, bukan hanya milik seorang bupati.
"Sejak awal menempati rumah dinas ini, saya ingin mengubah tampilan pendopo menjadi lebih indah dan ramah. Sehingga, masyarakat tidak lagi merasa berjarak dengan pemimpinnya, komunikasi dengan masyarakat bisa semakin baik," kata Bung Karna.
Pria kelahiran Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, Situbondo, itu, juga ingin pendopo menjadi salah satu alternatif tempat refreshing bagi masyarakat. Mereka bisa santai saat berada di pendopo.
Bahkan, masyarakat bisa berkunjung ke rumah dinasnya, selama bupati tidak ada kegiatan dinas maupun ke luar kota. Karena bupati ingin menciptakan komunikasi antara pemimpin dengan rakyatnya bisa terjalin dengan baik. (*)
Setahun gaya kepemimpinan Bung Karna
Sabtu, 26 Februari 2022 23:51 WIB