Kediri (ANTARA) - Perajin tenun ikat di Kediri, Jawa Timur, mengandalkan penjualan daring, terutama selama pandemi COVID-19, guna membidik pasar peminat kain tradisional khas Kota Kediri tersebut.
"Sebelumnya para pembeli datang langsung untuk memesan kain tenun ikat yang diinginkan. Dikarenakan sekarang masih dalam masa pandemi, kami akhirnya membuka toko daring di marketplace agar penjualan dapat berjalan. Sekarang semua serba daring jadi harus mau mengikuti perkembangan zaman," kata Eko Hariyanto, salah seorang perajin tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri, Sabtu.
Eko mengatakan penjualan daring sangat membantu. Bahkan, dari hasil penjualan daring ini mengalami peningkatan ketimbang awal pandemi COVID-19.
"Hasil dari penjualan daring lumayan. Walaupun pendapatannya belum bisa menyamai saat belum ada pandemi. Mungkin juga masih baru menjalankan penjualan daring ini, jadi belum bisa maksimal," kata pemilik tenun ikat merek "Aam Putra Tenun" ini.
Ia juga menambahkan untuk tetap bertahan di masa pandemi COVID-19 ini, ia juga tetap intensif komunikasi dengan relasi, melakukan inovasi varian motif produksi tenun dan tetap mempertahankan kualitas produk tenun.
Menurut dia, hal-hal tersebut sangat membantu usahanya untuk dapat tetap bertahan apalagi saat pandemi.
"Yang terpenting kita tetap harus menjaga kualitas produksi dan selalu berinovasi agar tidak ketinggalan. Jangan lupa harus memanfaatkan program-program dari pemerintah yang telah diberikan untuk para pelaku UMKM," ujar dia.
Ia mengatakan usaha kerajinan tenun ikat ini sebenarnya turun temurun dan dirinya konsentrasi sejak 2015. Hingga kini, produk yang dibuatnya sudah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia termasuk ke Balikpapan. Selain itu kerajinan miliknya juga dikirim ke luar negeri seperti Arab dan Turki.
Menurut dia, kunci dari semua keberhasilan itu juga karena memiliki komunikasi yang baik dengan relasi-relasinya di bidang bisnis.
Ia juga tetap optimistis usahanya ini akan terus berjalan. Ia juga memberikan semangat bagi pemilik UMKM lainnya untuk tetap bersemangat kendati saat ini masih pandemi COVID-19.
"Untuk para pelaku UMKM di Kota Kediri tetap semangat jangan mudah menyerah. Terus lakukan inovasi dan mau mengikuti perkembangan teknologi," kata dia.
Pemerintah Kota Kediri juga sangat mendukung agar UMKM tetap bisa bangkit kendati saat ini masih pandemi COVID-19. Beragam program dibuat termasuk memberikan media untuk penjualan daring, bekerja sama dengan marketplace hingga memberikan program kredit dengan bunga rendah.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengaku sangat senang dan mendukung agar UMKM Kota Kediri dapat kembali bangkit seperti semula.
"Kami berharap ke depannya pelaku UMKM bisa memanfaatkan program-program yang telah dibuat untuk UMKM seperti Program Kurnia (Kredit usaha melayani warga Kota Kediri) dan Pake Sumpit (Program kelas pemulihan ekonomi UKM terdampak COVID-19," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Di Kota Kediri, jumlah perajin tenun ikat sekitar 14 orang. Selain itu, terdapat sekitar 26 unit usaha yang terkait dengan kerajinan itu dengan melibatkan sekitar 350 tenaga kerja lokal. Sentra usaha itu ada di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Perajin tenun ikat Kediri andalkan penjualan daring selama pandemi
Sabtu, 11 September 2021 17:43 WIB