Bondowoso (ANTARA) - Kamaruddin (52) tidak menyangka bahwa utang-utangnya yang mencapai lebih dari Rp500 juta akan segera bisa terbayar, padahal itu sudah berjalan puluhan tahun.
Pria asal Madura itu puluhan tahun silam terlilit utang hingga harus menggadaikan rumah tempat tinggalnya bersama keluarga. Satu-satunya jalan yang memungkinkan untuk bisa melunasi seluruh utang itu adalah dengan menjual rumah yang ditinggalinya bersama istri dan dua anaknya.
Karena beratnya pikiran terkait masalah ekonomi itu, ia kemudian terjangkiti penyakit darah tinggi, bahkan pernah mengalami stroke ringan. "Mungkin karena berat pikiran ya. Saat itu, yang terpikir oleh saya adalah harus keluar dari rumah ini," kata pria yang tinggal di Desa Tapen, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ini.
Ia mengaku sangat bersyukur karena kemudian menemukan keluar dari sumber yang tidak terbayangkan sebelumnya hingga bisa mencicil utangnya itu. Saat itu, Handri Teja Sukmana, anak tertua dari Kamarudin, mulai mengikuti langkah pemuda-pemuda di Desa Tapen yang menjadi pengisi konten kanal YouTube atau biasa disebut YouTuber.
"Alhamdulillah, meskipun utang-utang saya belum lunas semua, tapi sekarang sudah bisa mencicil dan semoga ke depan bisa segera saya lunasi," kata Kamarudin.
Langkah Handri itu kemudian diikuti oleh adiknya, Ryan Hendra Sukmana dan sesekali Kamaruddin juga ikut membuat konten yang kemudian diunggah oleh kedua anaknya itu.
Ryan bercerita, ia awalnya tidak tertarik untuk menjadi YouTuber, apalagi ia sudah bekerja di sebuah koperasi setelah lulus dari SMA di Kecamatan Tapen. Ia bekerja di bagian account officer di koperasi tersebut sejak 2015 dan selama tga tahuh berturut-turut selalu terpilih menjadi karyawan berprestasi.
"Saya mulai tertarik untuk menjadi YouTuber setelah melihat teman-teman main voli saya yang sudah terlebih dahulu terjun ke YouTube. Seingat saya, saya mulai membuat akun YouTube pada Juli 2019," kata pemilik channel TV Senja dan Tebe Oke ini.
Awalnya ia mengisi kanal YouTube dengan resep-resep herbal untuk mengatasi keluhan penyakit. Materi untuk resep herbal itu, Ryan peroleh dari pengalaman para orang tua di desanya saat mengobati penyakit tertentu yang kemudian diperkaya dengan pengetahuan lain dengan mencari di google.
Resep tradisional itu, misalnya mengatasi batuk dengan perasan jeruk nipis dicampur dengan kecap. Meskipun konten itu sederhana, tapi diakui Ryan sangat dibutuhkan oleh masyarakat pengguna kanal YouTube.
Setelah dua bulan rutin mengisi konten, ia mulai merasakan hasilnya pada September 2019 dengan perolehan Rp2,3 juta. Meskipun tergolong tidak banyak untuk ukuran YouTuber, Ryan mengaku bertambah semangat untuk terus memperkaya konten channel YouTube-nya itu. Bulan berikutnya penghasilannya mulai naik, menjadi Rp5,3 juta dan mulai Mei 2021 hingga saat ini sudah menyentuh Rp40 juta per bulan.
Ryan mengaku termasuk lebih beruntung dibandingkan dengan langkah kakaknya Handri yang baru memperoleh penghasilan setelah menggeluti pengisian konten media sosial itu sekitar tujuh bulan kemudian.
"Rahasia ya, sesuai rezeki dari Allah saja," katanya, tersenyum.
Karena merasa kesulitan untuk mengumpulkan bahan resep herbal, ia kemudian mengubah kontennya dengan membuat film pendek. Film yang bahan ceritanya ia garap sendiri itu berisi tentang kisah-kisah inspiratif mengenai kehidupan. Pilihan konten ini dinilainya memang lebih sulit karena harus melibatkan banyak orang sebagai pemain atau pemeran dalam cerita.
Meskipun sudah menghasilkan uang dari YouTube, Ryan tidak langsung berhenti dari tempat kerjanya. Pemilik akun dengan 200.000 subscriber ini awalnya masih merangkap sebagai karyawan koperasi itu, sambil terus memproduksi video untuk YouTube.
Akhirnya ia memutuskan keluar dari tempatnya bekerja karena merasa sudah tidak bisa maksimal lagi untuk berbagi waktu.
"Saya tidak menyangka kalau kemudian bisa menghasilkan uang bisa membantu orang dan sekarang punya aset berupa tanah, mobil dan penggemukan sapi. Mungkin kalau bukan di YouTube saya bisa juga punya mobil, tapi mungkin bukan sekarang lah. Alhamdulillah, Allah memberi jalan rezeki untuk saya lewat ini," kata pemuda berperawakan agak gemuk ini.
Menurut dia, uang dari hasil Youtube itu digunakan untuk hal produktif agar dirinya tidak terjebak ke hal yang konsumtif, sehingga nilainya ekonomisnya terus berjalan. Meskipun dari pembelian tanah pertanian dan penggemukan sapi belum menunjukkan hasil secara langsung, setidaknya dia sudah berbuat untuk menghidupkan ekonomi warga yang memang masih berkutat dengan cara tradisional.
Ryan mengaku sangat berterima kasih dengan atas perjuangan Imam Januar, YouTuber pertama di Tapen yang kemudian membagi pengalaman dan ilmunya untuk para pemuda setempat. Apa yang dilakukan oleh Imam, diakui dia telah menjadi berkah tak ternilai bagi masyarakat setempat.
"Mas Imam memang luar biasa. Ia telaten membimbing kami yang mau belajar dan tidak pelit ilmu untuk pengalaman," katanya.
Ia kemudian mengungkapkan beberapa tips agar seseorang bisa berhasil ketika akan menggeluti dunia YouTuber. Menurut dia, membuat konten YouTube membutuhkan ketekunan dan tidak boleh cepat bosan. Meskipun demikian, juga jangan kemudian berambisi untuk cepat mendapatkan penghasilan.
"Jadi, intinya pikiran santai, tapi pengerjaannya tetap serius," kata Ryan.