Satgas COVID-19 Tulungagung mulai vaksinasi anak di bawah 17 tahun

Tulungagung (ANTARA) - Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai menggelar vaksinasi dengan sasaran anak di bawah usia 17 tahun, khususnya kalangan pelajar SMP dan SMA.

Gerakan vaksinasi untuk anak itu dimulai dengan menggelar imunisasi serentak di dua SMA di Kota Tulungagung, yakni SMAN 1 Kedungwaru dan SMKN 3 Boyolangu, Rabu.

"Untuk gelombang pertama ini ada 10 ribu dosis vaksin kami sediakan," kata Kabid Pencegahan dan Penularan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka.

Namun, vaksinasi untuk kelompok anak atau pelajar ini tetap dilakukan bertahap, mengingat keterbatasan ketersediaan vaksin sehingga masing-masing sekolah diberi jatah 500 dosis.

"Untuk vaksin yang digunakan pada vaksinasi ini adalah produk Sinovac (Biofarm)," kata dia.

Sasaran vaksinasi kali ini adalah remaja yang berusia 12-17 tahun. Dari datanya, di Tulungagung ada 92.535 anak usia 12-17 tahun.

"Nantinya menyasar anak kelas 6 SD, SMP dan SMA,” katanya.

Syarat untuk mendapatkan vaksinasi, warga harus menunjukkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang tertera di KK (Kartu Keluarga).

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Tulungagung-Trenggalek Solikin berharap, seluruh siswa nantinya mendapat vaksinasi, tergantung kesiapan dari pemerintah.

"Biar anak-anak itu terjamin kesehatannya," kata dia.

Tak hanya kalangan pelajar. Kalangan pendidik yang bertugas, apalagi diberi mandat menggelar pembelajaran tatap muka, dipastikan telah mendapat vaksin COVID-19.

Kendati demikian, pihaknya tak serta merta melakukan pembelajaran tatap muka. Apalagi dalam situasi serangan gelombang dua pandemi COVID-19 dengan varian Delta yang lebih menular dan mematikan dibandingkan dengan sebelumnya.

Kabupaten Tulungagung saat ini masih berstatus zona merah penularan COVID-19.

"Instruksi dari pusat sudah boleh, tapi kita menunggu kebijakan dari pemerintah daerah," katanya.

Solikin mengakui seluruh SMA dan SMK di wilayahnya sudah siap untuk pembelajaran tatap muka, termasuk sarana dan prasarananya.

Sekolah sudah menyiapkan tempat cuci tangan, pengukur suhu, dan fasilitas kesehatan untuk pertolongan pertama.