Surabaya (ANTARA) - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (BEM Untag) Surabaya membeli produk dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk dibagikan kepada warga terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.
"Aksi ini merupakan bagian dari program 'Dari Untag untuk Rakyat', dimana mahasiswa menggalang dana untuk kemudian membeli produk UMKM dan pedagang makanan di sekitar kampus. Produk yang dibeli akan dibagikan pada warga yang menjalani isolasi mandiri COVID-19," kata Presiden BEM Untag Surabaya Mahmud di Surabaya, Kamis.
Mahmud mengungkapkan saat ini banyak UMKM, khususnya penjual makanan yang menggunakan gerobak, harus tutup jam 20.00 dan penghasilannya menurun. Untuk itu BEM Untag Surabaya tergerak untuk membantu mereka.
"Kami ingin berkontribusi selama pandemi ini. Awalnya kami mau mengadakan seminar terkait pentingnya vaksinasi, tapi batal karena PPKM dan kegiatan di kampus dibatasi," kata Mahmud.
Program ini dikatakan Mahmud diselenggarakan atas kerja sama dengan 21 organisasi kemahasiswaan di lingkungan Untag Surabaya.
Inisiasi giat sosial ini terbentuk mulai dari tanggal 8 Juli 2021 melalui grup percapakan internal dan berkoordinasi melalui platform virtual setalah itu sebar pamflet.
"Tanggal 8 Juli kami chat di grup, lalu rapat di virtual dan coba konfirmasi untuk organisasi yang mau kerja sama. Setelah itu share pamflet. Baru seminggu dibuka, donasi sudah mencapai Rp1,7 juta," ujarnya.
Mahmud menambahkan aksi mereka memang tidak langsung mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Tetapi langkah kecil ini bisa menumbuhkan kepekaan mahasiswa untuk ikut berbagi dan membangun solidaritas di tengah PPKM.
"Jadi kami bisa memberi dampak pada masyarakat sekitar meski efek kecil, setidaknya ada kepedulian," kata Mahmud.
Ketua pelaksana aksi "Untag untuk Rakyat", Kallyana Tantri Neezmadevi mengatakan sebelum menjalankan aksi ini, panitia melakukan survei terlebih dahulu untuk menentukan dagangan siapa yang mau dibeli dan diprioritaskan untuk dibeli.
Secara konsisten, seluruh panitia yang turun langsung diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari pembatasan jumlah panitia yang turun di lapangan, memakai masker dobel dan menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Neezma, sapaan akrabnya menyebutkan program ini akan dilaksanakan tiga hingga empat hari sekali.
"Rencananya akan berlanjut sampai akhir Juli karena hasil donasi kemarin baru terpakai sepertiganya. Jika PPKM masih terus berlanjut, maka donasi pun akan kami buka terus agar program bisa kami lanjutkan," ucapnya.
Baik Mahmud maupun Neezma berharap program yang telah dilakukan tersebut dapat membantu UMKM dan pedagang di sekitar Untag Surabaya.
"PPKM memang sulit dan berdampak khususnya pada masyarakat kecil, ini ikhtiar terbaik untuk menekan COVID-19. Jangan gampang pesimis dan menyerah, kalau berusaha pasti bisa. Bersama patuhi prokes dan peraturan pemerintah," ujar Neezma. (*)