Surabaya (ANTARA) - Pertamina Jatimbalinus yang membawahi wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara siap melanjutkan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas atau elpiji bagi nelayan dan petani pada 2021.
Hal itu sesuai komitmen Pertamina yang tertuang dalam kesepakatan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), khususnya Direktorat Jenderal Minyak dan Gas KESDM.
Executive General Manager (EGM) Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, C D Sasongko di Surabaya, Sabtu, mengatakan pada tahun 2020 pihaknya telah menyelesaikan pelaksanaan program konversi BBM ke elpiji bagi 1.111 nelayan yang tersebar di 4 kota/kabupaten, serta bagi 1.639 petani di 5 kota/kabupaten di wilayah operasional Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Penggunaan bahan bakar gas atau elpiji memiliki beberapa kelebihan, sehingga program konversi ini terus diperluas," kata Sasongko, dalam siaran persnya di Surabaya.
Sasongko beralasan konversi dilakukan karena elpiji lebih murah daripada BBM per liter dan dapat menghemat biaya operasional hingga 30-50 persen.
Kedua, perawatan mesin lebih mudah dan mesin yang lebih awet. Ketiga, aman bagi pengguna dan dalam penggunaannya.
Keempat, emisi yang lebih rendah karena rantai karbon bahan bakar gas lebih pendek dibandingkan BBM, dan yang kelima, paket konversi membantu ekonomi nelayan dan petani karena dibagikan kepada yang berhak.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Jumali menyebutkan Pertamina dipercaya menjalankan program konversi BBM ke elpiji bagi nelayan dan petani sejak 2016.
"Terakhir, di tahun 2020 Pertamina menyelesaikan konversi BBM ke elpiji bagi 25.000 nelayan yang tersebar di 42 kota/kabupaten serta bagi 10.000 petani di 24 kota/kabupaten," katanya.
Sementara itu pada 2021 Pertamina Patra Niaga mendapatkan amanah menyelesaikan konversi BBM ke elpiji bagi 28.000 nelayan di 54 kota/kabupaten yang tersebar di daerah pesisir Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Ini tidak mudah, mengingat saat ini kita masih dalam kondisi pandemi. Kami akan pastikan proses pendistribusian paket konversi bahan bakar gas elpiji dilakukan dengan memastikan keselamatan dan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Namun demikian, Jumali optimistis program konversi dapat berjalan sesuai rencana. (*)